BAB VII
FERMENTASI ALKOHOL
7.1. Tujuan
Percobaan
- Mengetahui cara pembuatan alkohol dengan
proses fermentasi dengan bantuan khamir Sacharomyces cerevicae
- Menentukan kadar alkohol hasil fermentasi.
7.2. Tinjauan
Pustaka
Fermentasi berasal dari kata
latin fervere yang berarti mendidih
yang menunjukan adanya aktifitas dari yeast
pada ekstrak buah-buahan atau biji bijian. Sedangkan dalam mikrobiologi
industri fermentasi diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah bahan baku
menjadi suatu produk oleh mikroba. Khamir mampu memfermentasi glukosa, fruktosa
dan maltose mejadi bioethanol namun
masing-masing spesis mempunyai kecepatan yang berbeda didalam
menggunakan jenis gula yang ada (Rahmasari dkk., 2013). Fermentasi sebenarnya
proses yang tidak memerlukan oksigen, jadi fermentasi adalah metabolisme tanpa
melibatkan oksigen tetapi organisme fermentatif terkadang mmerlukan oksigen
untuk proses metabolisme lainnya maupun pertumbuhannya (Purwoko, 2007).
Reaksi fermentasi sebagai berikut:
|
|
|
Reaksi fermentasi
glukosa menjadi bioethanol berlangsung mengikuti persamaan reaksi berikut:
|
|
|
(Rahmasari dkk., 2013)
Alkohol merupakan zat yag paling efektif dan dapat diandalkan untuk
sterlisasi dan disinfeksi. Alkohol mendenaturasi protein dengan jalan
dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh karenanya, membran sel akan
dirusak, dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Ada 3 jenis alkohol
yag diprgunakan yaitu metanol (CH3OOH), Etanol (CH3CH2OH)
dan isopropanol (CHg)2CHOH. Diantara ketiga jenis alkohol tersebut
isopropil alkohol adalah yang terbanyak dipergunakan, yang dipergunakan dalam
praktek adalah alkohol 70-80% (Hasdianah, 2012). Alkohol merupakan bahan alami
yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam bentuk bir,
anggur, spiritus dan sebagainya.
Dalam pembentukan alkohol melalui proses
fermentasi peran mikroorganisme sangat besar dan biasanya mikroorganisme yang
digunakan untuk fermentasi mempunyai beberapa syarat sebagai berikut:
-
Mempunyai kemampuan untuk memfermentasikan karbohidrat
yang cocok secara cepat.
-
Bersifat membentuk flokulasi dan sedimentasi (misal
sel-sel yeast selalu ada pada bagian
bawah tengah fermentasi)
-
Mempunyai genetik yang stabil (tidak mudah mengalami
mutasi)
-
Bersifat osmotolerans
artinya mikroorganisme tersebut toleran terhadap tekanan osmosa yang tinggi
-
Toleran terhadap kadar alkohol yang tinggi (sampai
dengan 14-15%)
-
Mempunyai sifat regenerasi yang cepat
Tahap-tahap
proses fermentasi
1. Pengolahan
bahan baku
Pengolahan
bahan baku sangat penting dalam proses pembuatan alkohol. Pengolahan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan khamir dan
untuk fermentasi selanjutnya. Yang perlu disesuaikan dalam pengolahan ini
adalah pH, konsentrasi dalam pemakaian nutrisi.
2. Sterilisasi
bahan
Untuk
mencegah adanya mikrobia kontaminan hidup selama pembibitan maupun selama
fermentasi. Dilakukan sterilisasi dengan pemanasan pada suhu 75o C.
Bahan yang telah disterilkan untuk kebutuhan pembibitan dan fermentasi.
3. Pembibitan
khamir
Proses
ini dimaksudkan untuk memperbanyak sel-sel khamir tersebut cukup digunakan
dalam fermentasi alkohol. Pengembangan sel-sel khamir ini dapat dilakukan
secara bertahap. Mula-mula dilakukan dalam jumlah kecil pada skala
laboratorium. Kemudian dikembangkan lebih lanjut pada tangki-tangki secara
bertahap dari tangki starter terus ke tangki induk.
4. Fermentasi
Fermentasi
dilakukan dalam tangki fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi, pH diatur
antara 4-5. Untuk terjadinya fermentasi alkohol, maka dibutuhkan kondisi
anaeorob hingga diharapkan sel-sel ragi dapat melakukan fermentsi yang mengubah
gula menjadi alkohol. Pada proses fermentasi terjadi peningkatan panas, agar
panas yang timbul dapat diserap maka diperlukan pendinginan untuk menjaga suhu
tetap pada 30o C selama proses fermentasi yang langsung selama 30-72
jam.
5. Distilasi
Produk
hasil fermentasi alkohol rendah (8-10 %) yang disebut bir, oleh karena itu
perlu dinaikkan konsentrasinya dengan
cara distilasi yaitu untuk memsahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk
larutan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, maka distilasi merupakan
cara yang paling mudah diopreasikannya dan cara pemisah metode thermal yang
efisien. Pada tekanan atmosfir, medidih pada suhu 100o C dan etanol
mendidih oada suhu 77o C.
6. Media
Media
adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat pula
digunakan untuk isolasi, memperbanayak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
perhitungn jumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media,
perlu dipenuhi syarat- syarat berikut :
- Media
harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba.
- Media
harus mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai.
- Media
harus steril.
-
Media tidak mengandung penghambat (Santi, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi
a.
Substrat
Pada umumnya bahan dasar yang mengandung senyawa organik
terutama glukosa dan pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses
fermentasi bioethanol
b.
Suhu
Suhu optimum bagi pertumbuhan sacharomyces cerevicae dan aktifitasnya adalah 25-35o C.
Suhu memegang peranan penting, karena secara langsung dapat mempengaruhi
aktifitas sacharomyces cerevicae dan
secara tidak langsung akan mempengruhi kadar bioethanol yang dihasilkan.
c.
Nutrisi
Selain sumber karbon, sacharomyces cerevicae juga memerlukan sumber nitrogen, vitamin dan
mineral dalam pertumbuhannya. Pada umumnya sebagian besar sacharomyces cerevicae memerlukan vitamin seperti biotin dan
thiamin yang diperlukan untuk perteumbuhannya. Beberapa mineral juga harus
untuk pertumbuhan sacharomyces cerevisiae seperti phospat, kalium,
sulfur dan sejumlah kecil senyawa besi dan tembaga.
d.
pH
pH pada proses fermentasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kehidupan sacharomyces
cerevicae. Sacharomyces cerevicae
dapat tumbuh dengan baik pada kondisi pH 4-6
e.
Konsentrasi substrat
Konsentrasi substrat yang terlalu sedikit akan
mengakibatkan produktifitas menurun karena menjadi Lelah dan keadaan ini
memperbesar terjadinya kontaminasi. Peningkatan konsentrasi substrat akan
memepecepat terjadinya fermentasi terutama bila digunakan substrat berkadar
tinggi. Tetapi jika konsentrasi substrat berlebihan akan mengakibatkan
hilangnya kemampuan bakteri untuk hidup sehingga tingkat kematian bakteri
sangat tinggi.
f.
Waktu fermentasi
Waktu fermentasi yang bisa dilakukan 3-14
hari. Jika waktunya terlalu cepat saccharomyces
cerevicae masih dalam masa pertumbuhan sehingga alkohol yang dihasilkan
dalam jumlah sedikit dan jika terlalu lama saccharomyces
cerevisiae akan mati maka alkohol yang dihasilkan tidak maksimal (Rahmasari
dkk., 2013)
Mikroba yang sering digunakan dalam proses
fermentasi adalah bakteri,khamir dan jamur. Bakteri banyak digunakan dalam
fermentasi pangan dalam bentuk cair,misalnya asam asetat dan nata decoco, khamir selain digunakan
dalam substrat cair, misalnya pada pembuatan bir dan wine, juga pada
medium padat untuk pembuatan roti. Jamur umumnya digunakan dalam substrat cair,
misalnya untuk produksi asam sitrat dan tempe, atau digunakan untuk produki
jamur itu sendiri, seperti pada produksi jamur kuping, jamur tiram, jamur
merang, dan sebagainya.
Macam-macam mikroba dalam proses fermentasi :
1.
Bakteri
-
Acetobacter Aceti.
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alkohol sehingga
menjadi asam asetat.
-
Acetobacter
xylinum. Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata decoco. A. Xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang
dikonsumsi.
-
Baccilus sp. Bacillus merupakan genus dengan
kemampuan yang paling luas. Pada mulanya digunakan untuk menghasilkan enzim
amilase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida. Bakteri ini juga digunakan
untuk produksi bahan baku plastic ramah lingkungan.
-
Bividosbacterium
sp. Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikrobia probiotik.
Produk probiotik dari bakteri ini baisanya berbentuk padat.
-
Lacrobacillus sp.
Bakteri ini cukup popular karena selain dapat digunakan dalam produsik asam
laktat juga banyak berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, sauerkraut dan juga produk probiotik yang saat ini banayak diminati
masyarakat. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai
bahan baku palstik ramah lingkungan.
2.
Khamir
-
Saccharomyces
cerevicae, merupakan khamir yang
paling popular dalam pengolahan makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam
industri wine dan bir. Dalam bidang pangan, khamir digunakan dalam pengembangan
adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti.
-
Saccharomyces
roxi, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan
berkontribusi pada pembentukan aroma.
3.
Jamur
-
Aspergillus
niger, jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat
merupakan salah satu asam organic yang banyak digunakan dalam bidang pangan,
misalnya, pada pembuatan permen dan
minuman kemasan. Jamur ini seringa mengontaminasi makanan.
-
Rhyzopus orizae.
Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktifitas jamur Rhizopus menjadikan
nutrisi pada tempe siap dikonsumsi. Aktifitas enzim yang dihasilkan menjadikan
protein terlarut meninggkat.
-
Neurospora
sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi
tradisional. Beta karotin juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.
-
Monuscus
purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiologi jarang dikenal karena produk
dihasilkan. Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada
masakan cina.
-
Penicillium sp.
Jamur ini paling terkenak karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang
disebut penisilin. Selain untuk pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga
digunakan dalam pembuatan keju khusus (Hidayat, 2006).
4.
Kapang
-
Rhizopus
oligospurus yaitu suatu sepesis
kapang yang bersifat proteolitik, dalam prosesnya kapang ini menghasilkan enzim
amilase dan protoase yang sangat aktif sehingga dapat meningkatkan kandungan
protein substrat (Saefulhadjar, 2001).
Saccharomyces
cerevicae merupakan khamir sejati eukariot yang secara morfologi hanya
membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong selindris, oval atau bulat telur
yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan membelah diri
melalui bluding sel. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik
mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin,
tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah.
Khamir dapat berkembang biak dalam gula
sederhana seperti glukosa, maupun gula kompleks yaitu sukrosa. Selain itu untuk
menjunjung kebutuhan hidup diperlukan oksigen, karbohidrat, dan nitrogen. Pada
uji fermentasi gula-gula mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa,
galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinose, trehalosa, dan negatif pada gula laktosa (Ahmad, 2005).
Gambar 7.1 Khamir Saccharomyces cerevicae