Senin, 12 Maret 2018

Mikroskop



BAB II
MIKROSKOPI
2.1.       Tujuan Praktikum
-       Mengetahui cara penggunaan mikroskop dan fungsinya
-       Mengetahui bentuk dan struktur dari jamur Aspergillus Niger, dan bakteri Bacillus Sirculan
2.2.       Tinjauan Pustaka
Mikroskop merupakan alat yang sering digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat jelas oleh mata secara langsung (Bawono dkk, 2014). Mikroskop adalah Instrument yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak nampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas, dari seratus kali sampai ratusan ribu kali (Pelczar. 1986).
2.2.1   Macam-Macam Mikroskop
A.       Mikroskop cahaya (Optis)
1.    Mikroskop medan terang
Mikroskop medan terang adalah mikroskop yang sistem pencahayaannya memakai teknik medan terang. Dalam hal ini spesimen/ obyek disinari oleh cahaya dari kondensor dan semua cahaya yang dapat menembus spesimen ditangkap oleh obyektif. Karena bagian Preparat yang tidak berwarna kelihatan lebih terang daripada bagian preparat berwarna yang menyerap cahaya, oleh karena itu teknik ini dinamakan teknik mikroskop medan terang.
2.    Mikroskop fase kontras
Mikroskop fase kontras adalah suatu tipe mikroskop cahaya yang memungkinkan kontras yang lebih besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indeks bias. Hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan kondensor dan obyektif yang khusus mengendalikan iluminasi obyeknya dengan jalan mengaksentuasikan perbedaaan-perbedaan yang kecil dalam ketebalan atau indeks bias struktur-struktur seluler. Perbedaan-perbedaan itu tersingkapkan dalam derajat terang atau derajat gelap yang berlainan (kontras menjadi lebih nyata).
3.    Mikroskop medan gelap
Mikroskop medan gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti digunakan untuk mikroskop medan terang kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan kondensor medan gelap suatu obyektif ber-NA rendah. Macam kondensor ini mengarahkan mengarahkan berkas cahaya kedalam medan spesimen pada sudut yang sedemikian hingga hanyalah berkas-berkas yang mengenai obyek pada medan spesimen itu dibiaskan dan memasuki obyektif. Obyek menjadi terang dan sangat nyata terhadap medan gelap (latar belakang yang gelap). Mikroskop medan gelap berguna antara lain untuk pemeriksaan mikroorganisme hidup. Misalnya, teknik untuk identifikasi bakteri yang menyebabkan sifilis.
4.    Mikroskop Fluoresensi
Mikroskop Flouresensi digunakan untuk memeriksa spesimen yang telah diwarnai dengan zat-zat pewarna Flourokrom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat. Zat-zat pewarna ini menyerap energi gelombang cahaya pendek tak kasat mata dengan memancarkan gelombang-gelombang panjang kasat mata yang lebih besar. Bahkan seperti tersebut dinamakan Fluoresen, dan fenomena tersebut dinamakan dengan Fluoresensi. Mikroskop Fluoresensi sekarang telah menjadi prosedur penting dan dipakai secara meluas untuk laboratorium rumah sakit dan klinis.
B.       Mikroskop electron
Mikroskop elektron dapat memberikan perbesaran yang jauh lebih besar daripada mikroskop cahaya. Hal ini karena memiliki daya pisah yang lebih besar, karena berkas-berkas elektron yang dipergunakan untuk perbesaran mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek dibandingkan dengan cahaya. Berkas elektron yang digunkan dalam mikroskop elektron mempunyai panjang gelombang yang berkisar antara 0,005 sampai 0,0003 nm. Bandingkan dengan cahaya kasat mata yang mempunyai panjang gelombang 400 dan 700 nm (Waluyo, 2008).


2.2.2   Bagian-Bagian Mikroskop
 
Gambar 2.1. mikroskop
Alat dalam suatu unit mikroskop yang standar terdiri atas :
a.       Lensa okuler (Kata okuler berasal dari Ocular = sifat mata), lensa berada di tempat mendekatkan mata untuk mengamati bayangan benda. Umumnya benda itu mempunyai perbesaran 10×, 12×, atau 15×
b.      Lensa objektif, (objek = benda), satu sel lensa yang dekat padabenda atau objek, umumnya mempunyai perbesaran 5×, 10×, 45×, dan 100×. Lensa objektif dipasang pada dudukan bedrat yang dapat diputar-putar. Kebutuhan kekuatan pembesaran lensa yang sesuai dapat di atur dengan cara memutar dudukan tadi.
c.       Diafragma, alat ini digunakan untuk mengatur besar kecilnya lubang masuknya cahaya, jadi dengan menggunakan lever diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk.
d.      Cermin cekung, berfungsi menangkap cahaya dan memantulkannya melalui diafragma, kondensor. Posisi cermin dapat diatur dan disesuaikan atau diarahkan ke segala arah agar dapat menangkap cahaya lebih dekat.
e.       Kondensor (Abbe Condenser). Alat itu letaknya tepat di bawah pentas (Stage) yang terdiri dari dua set lensa yang berfungsi mengumpulkan dan memusatkan sinar ke atas dari sumber cahaya ke sistem lensa. Kondensor dilengkapi dengan iris diafragma yang merupakan penutup yang diatur oleh sebuah lever yang digunakan untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke sistem lensa.
f.        Dasar (Base), bagian bawah alat yang berfungsi menopang tubuh dan Apparatus mikroskop.
g.      Tangan, bagian belakang yang berfungsi sebagai Handle/ pegangan.
h.      Pentas (Stage), meja/ hamparan tempat untuk meletakkan benda/ objek.
i.        Tabus, ruang tempat lensa okuler dan objektif diposisikan.
j.        Mikrometer, Apparatus/ mekanik kasar untuk mengatur naik-turunnya tabus.
k.      Mikrometer, Apparatus/ mekanik halus untuk pengatur jarak antara lensa objektif dengan benda/ objek secara Gradual/ halus (Subandi, 2010).
2.2.3        Teknik Pewarnaan
A.           Pewarnaan Sederhana
Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Lapisan tadi digenangi dengan larutan pewarna selama jangka waktu tertentu, kemudian larutan itu dicuci dengan air dan kaca obyeknya dikeringkan dengan kertas pengisap. Biasanya sel-sel itu terwarnai secara merata. Akan tetapi, pada beberapa organisme, terutama bilamana zat pewarna itu biru metilen, beberapa granula didalam sel tampak terwarnai lebh gelap ketimbang bagian-bagian sel lainnya.
B.            Pewarnaan Diferensial
Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna atau reagen pewarnaan.
C.            Pewarnaan Gram
Salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling pnting dan paling luas digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram. Dalam proses ini olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-larutan seperti kristal Violet, larutan Iodium, alkohol (bahan pemucat), dan Saffranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai. Bakteri yang diwarnai dalam metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu diantaranya bakteri gram positif mempertahankan zat pewarna ungu kristal dan karenya tampak ungu tua. Kelompok yang lain, bakteri gram negatif, kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah Saffranin, tampak berwarna merah (Pelczar dan Chan, 1986).
2.2.4        Jenis-Jenis Mikroorganisme
A.           Aspergillus Niger 
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25  30 C ,namun beberapa tumbuh baik pada suhu sekitar 35 37 C atau lebih, misalnya pada spesies Aspergillus. Sejumlah jamur termasuk dalam psikrotrofik, yaitu yang dapat tumbuh baik pada suhu dingin, dan beberapa masih dapat tumbuh pada suhu dibawah pembekuan (510C). Hanya beberapa yang mampu tumbuh pada suhu tinggi/termofilik. Aspergillus Niger adalah jamur yang digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan salah satu asam organic yang banyak digunakan dalam bidang pangan, misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini juga sering mengontaminasi makanan, misalnya roti tawar (Hidayat, 2008).
 
Gambar 2.2. Aspergillus Niger
A.           Bacillus Sirculan
Bakteri merupakan mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar luat di alam. Di dalam tanah, atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, di dalam air, pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam tubuh hewan, manusia, dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung keadaan sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis tingkat kesuburan tanah (Hidayat, 2008). Bacillus merupakan salah satu bakteri yang mempunyai berbagai macam kemampuan yang dapat dikembangkan dalam skala Industry. Bacillus Sirculan. sangat potensial untuk dikembangkan dalam industri bioteknologi karena mempunyai sifat-sifat seperti, memiliki kisaran suhu pertumbuhan yang luas, pembentuk spora, kosmopolit, tahan terhadap senyawa-senyawa antiseptik, bersifat aerob atau fakultatif anaerob, memiliki kemampuan enzimatik yang beragam, dan beberapa diantaranya mampu melakukan biodegradasi terhadap banyak senyawa rekalsitran dan xenobiotik. Selain itu yang utama adalah Bacillus Sirculan  tidak membutuhkan faktor tumbuh yang relatif mahal. (Hatmanti, 2000). 
 


Gambar 2.3.  Bacillus Sirculan
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar