BAB II
MIKROSKOPI
2.1. Tujuan Praktikum
-
Mengetahui cara penggunaan mikroskop dan fungsinya
-
Mengetahui bentuk dan struktur dari jamur Aspergillus Niger, dan bakteri Bacillus Sirculan
2.2. Tinjauan Pustaka
Mikroskop merupakan alat
yang sering digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat jelas
oleh mata secara langsung (Bawono dkk, 2014). Mikroskop adalah Instrument yang paling banyak digunakan
dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh
perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak
nampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran
luas, dari seratus kali sampai ratusan ribu kali (Pelczar. 1986).
2.2.1
Macam-Macam
Mikroskop
A. Mikroskop
cahaya (Optis)
1. Mikroskop
medan terang
Mikroskop medan terang adalah
mikroskop yang sistem pencahayaannya memakai teknik medan terang. Dalam hal ini
spesimen/ obyek disinari oleh cahaya dari kondensor dan semua cahaya yang dapat
menembus spesimen ditangkap oleh obyektif. Karena bagian Preparat yang tidak berwarna kelihatan lebih terang daripada bagian
preparat berwarna yang menyerap cahaya, oleh karena itu teknik ini dinamakan
teknik mikroskop medan terang.
2. Mikroskop
fase kontras
Mikroskop fase kontras adalah
suatu tipe mikroskop cahaya yang memungkinkan kontras yang lebih besar antara
substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indeks bias. Hal tersebut
dapat dicapai dengan penggunaan kondensor dan obyektif yang khusus
mengendalikan iluminasi obyeknya dengan jalan mengaksentuasikan
perbedaaan-perbedaan yang kecil dalam ketebalan atau indeks bias
struktur-struktur seluler. Perbedaan-perbedaan itu tersingkapkan dalam derajat
terang atau derajat gelap yang berlainan (kontras menjadi lebih nyata).
3. Mikroskop
medan gelap
Mikroskop medan gelap diperoleh
dari macam mikroskop yang sama seperti digunakan untuk mikroskop medan terang
kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan kondensor medan gelap suatu obyektif
ber-NA rendah. Macam kondensor ini mengarahkan mengarahkan berkas cahaya
kedalam medan spesimen pada sudut yang sedemikian hingga hanyalah berkas-berkas
yang mengenai obyek pada medan spesimen itu dibiaskan dan memasuki obyektif.
Obyek menjadi terang dan sangat nyata terhadap medan gelap (latar belakang yang
gelap). Mikroskop medan gelap berguna antara lain untuk pemeriksaan
mikroorganisme hidup. Misalnya, teknik untuk identifikasi bakteri yang
menyebabkan sifilis.
4. Mikroskop
Fluoresensi
Mikroskop Flouresensi digunakan untuk memeriksa spesimen yang telah diwarnai
dengan zat-zat pewarna Flourokrom
sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat. Zat-zat pewarna
ini menyerap energi gelombang cahaya pendek tak kasat mata dengan memancarkan
gelombang-gelombang panjang kasat mata yang lebih besar. Bahkan seperti
tersebut dinamakan Fluoresen, dan
fenomena tersebut dinamakan dengan Fluoresensi.
Mikroskop Fluoresensi sekarang telah menjadi
prosedur penting dan dipakai secara meluas untuk laboratorium rumah sakit dan
klinis.
B. Mikroskop
electron
Mikroskop elektron dapat
memberikan perbesaran yang jauh lebih besar daripada mikroskop cahaya. Hal ini
karena memiliki daya pisah yang lebih besar, karena berkas-berkas elektron yang
dipergunakan untuk perbesaran mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek
dibandingkan dengan cahaya. Berkas elektron yang digunkan dalam mikroskop
elektron mempunyai panjang gelombang yang berkisar antara 0,005 sampai 0,0003
nm. Bandingkan dengan cahaya kasat mata yang mempunyai panjang gelombang 400
dan 700 nm (Waluyo, 2008).
2.2.2
Bagian-Bagian Mikroskop
Gambar
2.1. mikroskop
Alat dalam suatu
unit mikroskop yang standar terdiri atas :
a.
Lensa okuler (Kata okuler berasal dari Ocular = sifat mata), lensa berada di
tempat mendekatkan mata untuk mengamati bayangan benda. Umumnya benda itu
mempunyai perbesaran 10×, 12×, atau 15×
b.
Lensa objektif, (objek = benda), satu sel lensa yang
dekat padabenda atau objek, umumnya mempunyai perbesaran 5×, 10×, 45×, dan
100×. Lensa objektif dipasang pada dudukan bedrat yang dapat diputar-putar.
Kebutuhan kekuatan pembesaran lensa yang sesuai dapat di atur dengan cara
memutar dudukan tadi.
c.
Diafragma, alat ini digunakan untuk mengatur besar
kecilnya lubang masuknya cahaya, jadi dengan menggunakan lever diafragma
mengatur jumlah cahaya yang masuk.
d.
Cermin cekung, berfungsi menangkap cahaya dan
memantulkannya melalui diafragma, kondensor. Posisi cermin dapat diatur dan
disesuaikan atau diarahkan ke segala arah agar dapat menangkap cahaya lebih
dekat.
e.
Kondensor (Abbe
Condenser). Alat itu letaknya tepat di bawah pentas (Stage) yang terdiri dari dua set lensa yang berfungsi mengumpulkan
dan memusatkan sinar ke atas dari sumber cahaya ke sistem lensa. Kondensor
dilengkapi dengan iris diafragma yang merupakan penutup yang diatur oleh sebuah
lever yang digunakan untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke sistem lensa.
f.
Dasar (Base),
bagian bawah alat yang berfungsi menopang tubuh dan Apparatus mikroskop.
g.
Tangan, bagian belakang yang berfungsi sebagai Handle/ pegangan.
h.
Pentas (Stage),
meja/ hamparan tempat untuk meletakkan benda/ objek.
i.
Tabus, ruang tempat lensa okuler dan objektif
diposisikan.
j.
Mikrometer, Apparatus/
mekanik kasar untuk mengatur naik-turunnya tabus.
k.
Mikrometer, Apparatus/
mekanik halus untuk pengatur jarak antara lensa objektif dengan benda/ objek
secara Gradual/ halus (Subandi,
2010).
2.2.3
Teknik Pewarnaan
A.
Pewarnaan Sederhana
Pemberian warna pada bakteri atau
jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada
lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana. Lapisan tadi digenangi dengan larutan pewarna selama jangka waktu
tertentu, kemudian larutan itu dicuci dengan air dan kaca obyeknya dikeringkan
dengan kertas pengisap. Biasanya sel-sel itu terwarnai secara merata. Akan
tetapi, pada beberapa organisme, terutama bilamana zat pewarna itu biru
metilen, beberapa granula didalam sel tampak terwarnai lebh gelap ketimbang
bagian-bagian sel lainnya.
B.
Pewarnaan Diferensial
Prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut
teknik pewarnaan diferensial. Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih dari
satu larutan zat pewarna atau reagen pewarnaan.
C.
Pewarnaan Gram
Salah satu teknik pewarnaan diferensial
yang paling pnting dan paling luas digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan
gram. Dalam proses ini olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-larutan
seperti kristal Violet, larutan Iodium, alkohol (bahan pemucat), dan Saffranin atau beberapa pewarna
tandingan lain yang sesuai. Bakteri yang diwarnai dalam metode gram ini dibagi
menjadi dua kelompok. Salah satu diantaranya bakteri gram positif mempertahankan
zat pewarna ungu kristal dan karenya tampak ungu tua. Kelompok yang lain,
bakteri gram negatif, kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan
sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah Saffranin, tampak berwarna merah (Pelczar dan Chan, 1986).
2.2.4
Jenis-Jenis
Mikroorganisme
A.
Aspergillus
Niger
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik,
yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur
sekitar 25
30
C ,namun beberapa
tumbuh baik pada suhu sekitar 35
37
C atau lebih, misalnya
pada spesies Aspergillus. Sejumlah
jamur termasuk dalam psikrotrofik, yaitu yang dapat tumbuh baik pada suhu
dingin, dan beberapa masih dapat tumbuh pada suhu dibawah pembekuan (
5
10
C). Hanya beberapa yang
mampu tumbuh pada suhu tinggi/termofilik. Aspergillus
Niger adalah jamur yang digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat
merupakan salah satu asam organic yang banyak digunakan dalam bidang pangan,
misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini juga sering
mengontaminasi makanan, misalnya roti tawar (Hidayat, 2008).








Gambar 2.2. Aspergillus Niger
A.
Bacillus Sirculan
Bakteri merupakan mikroba uniseluler. Pada umumnya
bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi
aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar luat di alam. Di dalam tanah,
atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, di dalam air,
pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam tubuh hewan, manusia, dan
tanaman. Jumlah bakteri tergantung keadaan sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di
dalam tanah tergantung jenis tingkat kesuburan tanah (Hidayat, 2008). Bacillus merupakan salah satu bakteri
yang mempunyai berbagai macam kemampuan yang dapat dikembangkan dalam skala Industry. Bacillus Sirculan. sangat potensial untuk dikembangkan dalam
industri bioteknologi karena mempunyai sifat-sifat seperti, memiliki kisaran
suhu pertumbuhan yang luas, pembentuk spora, kosmopolit, tahan terhadap
senyawa-senyawa antiseptik, bersifat aerob atau fakultatif anaerob, memiliki
kemampuan enzimatik yang beragam, dan beberapa diantaranya mampu melakukan
biodegradasi terhadap banyak senyawa rekalsitran dan xenobiotik. Selain itu
yang utama adalah Bacillus Sirculan tidak membutuhkan faktor tumbuh yang relatif
mahal. (Hatmanti, 2000).
Gambar 2.3. Bacillus Sirculan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar