Kamis, 08 Maret 2018

TITRASI ALKALIMETRI



BAB I
ALKALIMETRI
1.1.       Tujuan Percobaan
-       Membuat larutan standar natrium hidroksida 0,2 N
-       Standarisasi natrium hidroksida dengan asam oksalat
-       Menentukan kemurnian asam dengan asam cuka yang diperdagangkan.
1.2.       Tinjauan Pustaka
Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis Volumetric dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “Titrant” dan biasanya diletakkan dalm Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan didalam buret. Baik titer maupun Titrant biasanya berupa larutan (Ika, 2009).
Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan antara pemberian proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Asidi merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar terhadap senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa (Gandjar, 2007).
Suatu larutan standar adalah larutan yang mengandung reagenesia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu larutan (Basset,1991). Suatu larutan standar terkadang dapat dipersiapkan dengan menguraikan suatu sampel dari zat terlarut yang diinginkan dan menimbang secara akurat dalam suatu larutan yang volumenya diukur secara akurat. Metode ini umumnya tidak dapat diterapkan, karen bagaimanapun juga, jarang reagen kimiawi yang diperoleh dalam bentuk murni untuk memenuhi kebutuhan analis dalam hal keakuratan. Segelintir substansi yang memadai untuk hal ini disebut standar primer. Untuk titrasi asam-basa, bisanya orang mempersiapkan larutan asam dan basa dari konsentrasi yang kira-kira diinginkan dan kemudian menstandarisasikan dengan salah satunya dengan sebuah standar primer. Larutan yang telah distandarisasi dapat digunakan sebagai standar sekunder untuk mendapatkan konsentrasi dari standar lainnya (Undewood, 1998).
Suatu senyawa dapat digunakan sebagai baku primer jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
-       mudah didapat, dimurnikan, dikeringkan, dan disimpan dalam keadaan murni
-       mempunyai kemurnian yang sangat tinggi (100 ± 0,02) % atau dapat dimurnikan dengan menghablurkan kembali
-       tidak berubah selama penimbangan (zat yang higroskopis bukan merupakan baku primer)
-       tidak teroksidasi oleh O2 dari udara dn tidak berubah oleh CO2 dari udara
-       susunan kimianya tepat sesuai jumlahnya
-       mempunyai berat ekivalen yang tinggi, sehingga kesalahan penimbangan akan menjadi kecil
-       mudah larut
-       reaksi dengan zat harus stoikiometri, cepat, dan terukur (Gandjar, 2007).
Indikator asam basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu rang (trayek) pH tertentu. Indikator asam basa terletak pada titik ekuivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa, larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya adalah zat organik (Khopkar, 1984).
 

Grambar 1.2.1 Tabel indikator (Takeuchi, 2006)
            Untuk reaksi asam-basa, suatu kurva titrasi terdiri dari suatu plot pH atau pOH vs milliliter titran. Kurva tersebut berguna dalam menentukan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang sesuai. Asam dan basa kuat terurai sempurna dalam larutan berair. Oleh karena itu, pH dalam berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi. Pada titik ekivalen, pH ditentukan oleh tingkat terurainya air.
 

Grambar 1.2.2 Kurva titrasi asam kuat dan basa kuat
Daerah yang diarsir merupakan rentang dimana ketiga indikator visual berubah warna. Nampaknya saat asam kuat dititrasi, penambahan pH yang besar pada titik ekivalen cukup untuk melebarkan rentang dari ketiga indikator. Oleh karena itu, tiap-tiap indikator ini akan berubah warna dengan satu atau dua tetes pada titik ekivalen (Underwood, 1998).
 Telah dilakukan penelitian tentang hidrolisa bagas tebu menggunakan asam asetat sebagai katalis. Sebanyak 30 gram dihidrolisa dalam 300 ml air yang mengandung katalis asam menggunakan asetat sebesar 7 sampai 9 % v/v dengan variabel waktu dan temperatur hidrolisa selama 1 sampai 4 jam dan 80 oC sampai 103 oC pada kondisi atmosferik menggunakan reaktor tipe Batch (Rossa, 2015).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar