BAB V
PERHITUNGAN MIKROBA
5.1 Tujuan
Percobaan
- Menghitung
jumlah koloni mikroorganisme dalam sampel dengan metode cawan sebar.
- Menghitung
jumlah koloni mikroorganisme dalam sampel dengan metode cawan tuang.
- Menghitung
jumlah koloni mikroorganisme dalam sampel dengan metode MPN.
5.2 Tinjauan
Pustaka
Pengukuran
kuantitatif populasi mikroba sering diperlukan dalam berbagai penelaahan
mikrobiologi. Pada umumnya pengukuran dasar populasi mikroba dengan penentuan
jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan
untuk mikroba bersel tunggal, sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan
tidak hanya pada mikroba bersel satu tetapi juga untuk mikroba berfilamen,
misalnya jamur (Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Lud Waluyo. 2008).
Starter
bakteri yang digunakan adalah bakteri Lactobacillus
Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophilus. Lactobacillus
Bulgaricus termasuk jenis bakteri homofermentatif, berbentuk basil (batang)
dan berwarna keunguan. Bakteri ini berukuran 0,5-0,8 x 2-9 µm. Bakteri ini
dapat memecah gula menjadi asam laktat dan dapat tumbuh dengan baik pada suhu
37˚C. Sedangkan Streptococcus
Thermophilus merupakan jenis bakteri berbentuk coccus (bulat), berwarna
kebiruan dan dapat tumbuh dengan baik pada suhu 45˚C. Bakteri ini dapat
memproduksi asam laktat secara cepat pada kondisi anaerobik.
(ISSN 2338-6649 Jurnal Teknologi Terpadu No. 1 Vol. 2)
Bakteri
memiliki struktur dan organisasi dasar yang sama meskipun dengan bentuk yang
berbeda , sel yang terdiri atas lapisan dinding sebagai luar yang kaku dan
dibawahnya terdapat membran sel semipermiabel. Didalam membran sel terdapat
suatu isi sitoplasma yang termasuk dalam bahan inti dan berbagai komponen serta
enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan, tergantung pada
jenisnya. Bakteri terkadang memiliki struktur tambahan, yaitu diantaranya yang
penting adalah cambuk (flagella),
kapsul (capsules), dan endospora (endospores), struktur tersebut
berpengaruh penting untuk pengenalan dan identifikasi bakteri (Buchanah dan
Gibbons, 1974).
(ISSN 2085-5842 Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan)
5.2.1 Perhitungan Jumlah Sel
Ada beberapa cara mengukur
jumlah sel, antara lain dengan hitungan mikroskopik langsung (direct
microscopic count), hitungan cawan (plate count), secara elektronik dengan
bantuan alat colony counter
(penghitung koloni), dan MPN (most probable number). Cara lain menentukan
jumlah sel dengan menyaring sampel dengan saringan membrane. Saringan tersebut
kemudian diinkubasikan pada permukaan medium yang sesuai. Mikroba yang tertahan
pada permukaan saringan menyerap nutrien dari medium dan menghasilkan koloni
yang berasal dari satu sel tunggal yang masih hidup.
1.
Hitungan Mikroskopik Langsung
Perhitungan jumlah mikroba secara langsung dapat untuk menentukan jumlah
mikroba keseluruhan, baik yang mati maupun yang hidup. Cara ini keseluruhan
menggunakan counting chamber. Alat
atau metode dapat menggunakan Petroff-Hausser,
Haemacytometer, Bacteria counter, Colony counter, atau alat-alat sejenis.
2.
Metode Hitungan Cawan
Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi suatu koloni. Jumlah koloni yang muncul
pada cawan merupakan suatu indeks jumlah mikroba yang hidup terkandung dalam
sampel.
Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk
menetukan jumlah jasad renik, dengan alasan :
- Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat
dihitung.
- Beberapa jasad renik dapat dihitung
sekaligus.
- Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi
mikroba, karena koloni
yang terbentuk
mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai
penampakan spesifik.
3.
Metode MPN (Most Probable Number)
Metode hitungan cawan dengan menggunakan medium padat, tetapi pada
metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan
MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang ditumbuhi
oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung
yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau
terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada
posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas.
5.2.2 Bertahan Hidupnya Miroorganisme
Untuk
dapat tetap hidup, tumbuh, dan bereproduksi, sel harus mampu melaksanakan
kegiatan selular yang menyangkut banyak reaksi kimia dan perubahan energi.
Keseluruhan transformasi ini disebut metabolisme. Sel tersebut mungkin harus
merubah nutrien di dalam lingkungannya sebelum nutrien itu dapat diserap. Ia
harus dapat mengadakan perubahan-perubahan tambahan terhadap nutrien ini segera
setelah nutrien ada di dalam sel. Sebagian dari bahan atau nutrien yang
diasimilasi di gabungkan ke dalam senyawa-senyawa yang membentuk sebagian struktur
sel. Bahan-bahan lain dirombak untuk menyediakan energi bagi banyak fungsi
selular (Dasar-Dasar Mikrobiologi, Michael J.Pelczar, dan E.C.S.Chan).
Macam-Macam Mikroba
1. Menguntungkan Bagi Kehidupan
No.
|
Nama Bakteri
|
Peranan/Fungsi
|
1
|
Lactobacillus
bulgarius
|
Memfermentasi
susu menjadi lemak
|
2
|
Lactobacillus
sp
|
Produksi
asinan buah
|
3
|
Streptococcus
thermophilus
|
Produksi
mentega
|
4
|
Pediococccus
cereviceae
|
Produksi
sosis
|
5
|
Streptococcus
tactis
|
Produksi
kefir
|
6
|
Acetobacter
xylinium
|
Produksi
nata de coco
|
7
|
Acetobacter
sp
|
Produksi
asam cuka
|
8
|
Bacillus
brevis
|
Menghasilkan
terotrisin (antibiotik)
|
9
|
Bacillus
subtilis
|
Menghasilkan
basitrasin (antibiotik)
|
10
|
Polymyka
|
Menghasilkan
polimixin (antibiotik)
|
11
|
Lactobacillus
cassei
|
Produksi
yoghurt
|
12
|
Thiobacillus
thiozidans
|
Produksi
asam sulfat
|
13
|
Entamoeba
coli
|
Membusukkan
sisa pencernaan
|
14
|
Rhizopus
oligosporus
|
Pembuatan
tempe
|
15
|
Aspergillus
oryzae
|
Pembuatan
tauco
|
16
|
Neurospora
crassa
|
Pembuatan
oncom
|
17
|
Streptococcus
laktis
|
Pembuatan
keju
|
18
|
Streptococcus
cremoris
|
Pembuatan
keju
|
19
|
Rhizobium
leguminosarum
|
Fiksasi
nitrogen dalam akar kacang
|
20
|
Entero
bakteria
|
Bakteri
pengurai
|
- Merugikan Bagi kehidupan
No.
|
Nama Bakteri
|
Peranan/Fungsi
|
1
|
Xanthomonas
campestris
|
Menyerang
tanaman kubis
|
2
|
Xanthomonas
oryzae
|
Menyerang
pucuk batang padi
|
3
|
Pseudomonas
solanacaerum
|
Penyakit
layu pada famili terong-terongan
|
4
|
Erwiana
amylovora
|
Penyakit
bonyok pada buah-buahan
|
5
|
Brucella
abortus
|
Brucelosis
pada sapi
|
6
|
Streptococcus
agalactis
|
Mastitis
pada sapi
|
7
|
Bacillus
antharacis
|
Antraks
|
8
|
Actinomyces
bovis
|
Bengkak
pada radang sapi
|
9
|
Salmonella
thyposa
|
Tifus
|
10
|
Vibrio
comma
|
Kolera
|
11
|
Mycobacterium
leprae
|
Lepra
(kusta)
|
12
|
Clostridium
tetani
|
Tetanus
|
13
|
Staphylococcus
|
Bisul
|
14
|
Pasteurella
petis
|
Pes/sampar
|
15
|
Haemophilus
influenza
|
Influenza
|
16
|
Diplococcus
pneumoniae
|
Pneumoniae
|
17
|
Treponema
palidum
|
Sifilis
|
18
|
Neisseria
gonorhoe
|
Kencing
nanah
|
19
|
Mycobacterium
tubercolusis
|
TBC
|
20
|
Salmonella
pollurum
|
Berak
kapur pada ayam
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar