BAB
V
GRAVIMETRI
5.1. Tujuan Percobaan
-
Mengetahui analisa kuantitatif dengan
metode gravimetri
-
Mengendapkan BaCl2 sebagai BaSO4
-
Mengetahui kadar Ba2+ sebagai
BaSO4
-
Menentukan persentase galat Ba2+ sebagai
BaSO4.
5.2. Tinjauan Pustaka
Analisis gravimetri atau
analisis kuantitatif berdasarkaan berat bobot adalah proses isolasi serta
penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam
bentuk yang semurni mungkin (Basset, 1994).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang
paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia
lainnya (Gandjar dan Rohman, 2007).
Metode gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan
cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Langkah pengukuran pada gravimetri
adalah pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan dari semua komponen
lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan yang harus dipenuhi agar
gravimetri dapat berhasil ialah terdiri dari proses pemisahan yang harus cukup
sempurna sehingga kualitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak
ditentukan dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan tertentu dan harus
murni atau mendekati murni (Fatimah, 2014).
Pada
umumnya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu faktor
gravimetri. Pertama,
bobot molekul (atau bobot atom) analit berada pada pembilang; bobot zat yang
ditimbang dalam pembagi. Kedua, banyaknya molekul atau atom yang muncul dalam
pembilang dan pembagi haruslah ekuivalen secara kimia.
Suatu metode gravimetri
untuk analisis biasanya didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti

Dimana a
molekul analit A, bereaksi dengan r molekul
R. Produknya, AaRr, biasanya berupa zat yang
sangat sedikit dapat larut, yang dapat ditimbang dalam keadaan demikian setelah
pengeringan, atau yang dipanggang menjadi senyawa lain yang susunannya
diketahui, kemudian ditimbang. Biasanya reagensia berlebih R ditambahkan untuk
menekan larutan endapan. Persyaratan berikut yang haruslah dipenuhi agar metode
gravimetri berhasil:
-
Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna
sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analit tak dapat
dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menetapkan penyusunan utama dari
suatu makro).
-
Syarat yang ditimbang hendaknya mempunyai
susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak,
akan diperoleh hasil yang galat.
Untuk menghitung bobot analit dari bobot endapan
sering digunakan faktor gravimetri. Faktor ini didefinisikan sebagai berapa
garam analit dalam 1 g (atau ekuivalennya 1 g) endapan. Perkalian bobot endapan,
P, dengan faktor gravimetri memberikan banyaknya analit dalam gram sampel.

Maka
Istilah
galat yang digunakan disini merujuk ke selisih numerik antara nilai yang
terukur dan nilai yang sebenarnya. Nilai sejati kuantitas apa saja sebenarnya
adalah penghayalan filosofi, sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk diketahui
orang, meskipun umumnya para ilmuwan merasa bahwa nilai sejati itu ada dan
mereka yakin nilai itu dapat makin didekati dengan makin seksamanya pengukuran.
Nilai-nilai yang kita perlakukan sebagai sejati biasanya diperoleh dengan ragam
metode yang keterbatasan dan catatannya cukup berlainan, sehingga kecocokan
nilai antara metode-metode itu tidak dapat dianggap sebagai kebetulan
belaka.
Analisis
kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Unsurnya adalah unsur atau senyawa
apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel (Underwood,
1986).
5.2.1. Metode
Analisis Gravimetri
Pekerjaan analisis
gravimetri dapat dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut:
a. Pengendapan
Dalam cara pengendapan,
analit yang akan diendapkan dari larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak
larut atau sukar larut sehingga tidak ada yang hilang selama penyaringan pencucian,
dan penimbangan. Kemurnian endapan tergantung antara lain dari bahan-bahan yang
ada dalam larutan sebelum atau setelah penambahan pereaksi (Presipitant) dan juga dari kondisi
pengendapan.
b.
Penyaringan
Tujuan
penyaringan adalah untuk mendapatkan endapan yang bebas (terpisah) dari larutan
(cairan induk). Alat-alat yang digunakan untuk menyring:
-
Kertas saring (pakai corong gelas)
-
Krus GOOCH dilapisi serat asbes
-
Krus penyaring atau gelas sinter
Saringan yang digunakan
tergantung dari sifat endapan dan juga dari suhu pengerjaan selanjutnya. Kertas
saring dipakai untuk endapan yang gelatinus atau endapan lain yang akan
dipijarkan pada suhu tinggi, misalnaya sampai suhu 1200 °C. Krus penyaring
serta gelas sinter hanya digunakan jika endapan nantinya hanya dipanasi pada
suhu yang paling rendah dari 200 °C.
c.
Pencucian endapan
Pencucian
endapan dimaksudkan untuk membersihkan endapan dari cairan induknya yang selalu
terbawa. Adanya cairan ini pada pemanasan akan meninggalkan bahan-bahan yang
tidak mudah menguap, karena endapan harus dicuci sebersih-bersihnya. Larutan
yang digunakan untuk mencuci sedapat mungkin saja untuk menghindari adanya
endapan yang larut. Untuk mengetahui bersihnya suatu endapan, dapat dilakukan
dengan menguji lapisan dari bahan pengotor. Lebih baik mencuci berkali-kali
dengan sedikit pelarut daripada menambahkannya sekaligus. Jika endapan mudah
larut dalam Aquadest maka sebagai
pencuci ditambahkan ion pembentukan endapan encer saja. Jika endapan koloidal
dan lolos melewati saringan maka ditambahkan elektrolit yang menggumpalkan
koloid. Larutan pencuci harus mudah diuapkan. Dalam beberapa hal sering pula
dipakai suatu larutan yang dapat mengurangi daya larut dari endapan dan juga mencegah
peptisas. Ada juga endapan yang mudah teroksidasi selama pencucian. Untuk
endapan semacam ini tidak boleh dibiarkan sampai kering dan harus menggunakan
larutan pencuci yang dapat merubah bentuk teroksidasi menjadi bentuk semula.
Untuk endapan yang gelatinus mencucinya harus dengan cara menlimbang (Decantation). Endapan gelatinus lebih
sukar dicuci daripada endapan berbentuk hablur.
d.
Mengeringkan dan memanaskan endapan
Endapan
disebut dikeringkan (Drying) jika
suhu pemanasannya lebih rendah dari 25 °C, sedangkan pemijaran dilakukan pada
suhu antara 250-1000 °C.
e.
Cara penguapan/pengeringan
Dasar
dari cara ini adalah penghilangan penyusun (komponen/konstituen) yang mudah
menguap. Ini dilakukan menurut beberapa cara:
-
Pemijaran secara sederhana dalam udara
atau dalam aliran gas yang tidak ikut bereaksi (Indifferent)
-
Dengan memakai pereaksi kimia yang dapat
mengubah penyusun yang dikehendaki menjadi lebih midah menguap
-
Dengan memakai pereaksi kimia sehingga
senyawa dapat diubah menjadi penyusun yang sukar untuk menguap (Gandjar dan
Rohman, 2007).
5.2.2. Penetapan
Barium Sebagai Sulfat
Metode ini paling luas
digunakan. Efek dari berbagai unsur dan radikal yang mengganggu (misalnya
kalsium, stronsium, timbel, nitrat dan sebgainya yang mengkontaminasi endapan).
Keterlarutan barium sulfat adalah kira-kira 1 bagian dalam 400.000 bagian air
dingin atau kira-kira 2,5 mg dm-3. Keterlarutan ini lebih besar
dalam air panas atau dalam klorida encer atau nitrat encer, dan lebih kecil
dalam larutan-larutan yang mengandung satu ion-sekutu. Barium sulfat dapat
diendapkan atau dengan memakai asam sulfat, atau daridalam larutan homogen dengan
memakai larutan asam sulfamat, yang menghasilkan ion sulfat ketika didihkan.
5.2.3. Penetapan
Sulfat Sebagai Barium Sulfat
Metode ini terdiri dari
menambahkan larutan barium klorida encer dengan perlahan-lahan kepada suatu
larutan sulfat itu yang panas, yang sedikit diasamkan dengan asam klorida.
Endapan disaring, dicuci dengan air, dipijarkan dengan hati-hati sampai
merah terkena panas, dan ditimbang sebagai barium sulfat (Basset, dkk, 1994).
5.2.4. Penilaian
Atas Analisa Secara Gravimetri
Banyak orang beranggapan,
bahwa Analisa secara gravimetri tidak cocok lagi untuk zaman sekarang karena
kuno dan kurang efisien. Namun cara ini mempunyai kekuatan disamping
kekurangan-kekurangan, dan sering timbul situasi dimana gravimetri merupakan pemecah
yang paling tepat.
a.
Waktu yang diperlukan
Dalam
suatu analis, waktu Analisa harus dibedakan menjadi dua macam, yaitu waktu
total dan waktu kerja. Waktu total (Elapsed
Time) ialah waktu mulai awal pekerjaan sampai selesai sepenuhnya, termasuk
perhitungan hasil dan penulisan laporan. Sedangkan waktu kerja ialah jumlah
waktu yang benar-benar digunakan untuk melakukan pekerjaan. Dalam gravimetri
total waktu jauh lebih besar daripada waktu kerja, karena pekerjaan yang paling
memakan waktu tidak perlu terus-menerus ditunggui.
b.
Kepekaan analisa gravimetri
Kepekaan
analisa gravimetri lebih ditentukan oleh kesulitan untuk memisahkan endapan
yang hanya sedikit dari larutan yang cukup besar volumenya. Dapat juga terjadi
kesalah karena larutan. Karena itu sebiknya tidak menggunakan cara gravimetri
bila komponen yang dicari tidak lebih dari 1% dari bahan yang harus dianalisa.
c.
Ketepatan analisa gravimetri
Secara
umum sulit untuk membicarakan ketepatan (Accuracy)
ini. Banyak kesalahan dapat timbul karena kelarutan, kopresipitasi,
ketidakpastian susunan akhir endapan yang ditimbang, dan sebagainya. Pengaruh
sumber-sumber kesalah ini tidak sama pada semua zat, bahkan untuk zat yang sama
juga tidak karena matriks ikut menentukan. Ketepatan Analisa gravimetri untuk
bahan tunggal dengan kadar lebih dari 1 % jarang dapat ditandingi oleh
cara-cara lain; kesalahan disini sering dapat diperkecil menjadi 1 atau 2 per
1000. Tetapi semkin rumit analatnya, tak mungkin dihindari kesalahan yang
semakin besar kcuali dengan upaya tambahan yang menyita banyak waktu. Dalam hal
ini ketepatan cara-cara lain yang sering tidak kalah dan bahkan lebih baik.
d.
Kekhususan cara gravimetri
Pereaksi
gravimetri jarang khas (spesifik), bahkan hampir semuanya selektif, dalam arti
mengendapkan sekelompok ion. Maka ion dalam kelompok itu secara potensial
merupakan pengganggu Analisa ion lain dalam kelompok tersebut, kecuali kalua
dilakukan pemisahan pendahuluan. Pada umumnya, cara gravimetri kurang spesifik
disbanding dengan car lain (Harjadi, 1986).
5.2.5. Aplikasi
Analisa Gravimetri Di Industri
Untuk mendapatkan suatu
metoda analisis dalam penentuan angka banding O/U dari serbuk UO2 sebagai bahan
bakar nuklir reaktor daya yang sederhana, ekonomis dan mempunyai ketelitian serta
ketepatan tinggi. Metoda gravimetrik didasarkan atas pengukuran perubahan berat
setelah kalsinasi serbuk UO2 pada temperatur ± 900° C. Batas limit analisis
gravimetri dalam penentuan angka banding O/U berkisar 2,008 + 0,008 (Farida,
dkk, 1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar