Senin, 12 Maret 2018

Media

BAB III
MEDIA
3.1.      Tujuan Percobaan
-       Mengetahui teknik-teknik pembuatan media
-       Mengetahui jenis-jenis media yang dibuat
3.2.      Tinjauan Pustaka
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrient) yang digunakan menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu medium dapat dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme (Waluyo, 2008).
Medium memerlukan kemasaman (pH) tertentu tergantung pada jenis jasad yang
ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk
mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen
penyusun medium dapat juga berfungsi sebagai buffer (Sri Sumarsih, 2003).
Cara pembuatan medium biakan
A.    Mencampur bahan - bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dilarutkan dalam air suling, kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogen.
B.     Menyaring
Beberapa jenis medium kadang-kadang perlu disaring. Alat yang digunakan untuk menyaring adalah kertas saring, kapas, atau kain. Khusus medium gelatin atau agar penyaringannya harus dilakukan dalam keadaan panas.
C.     Menentukan dan mengatur pH
Penentuan pH medium dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH, pH meter atau komparator blok. Pengaturan pH medium dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
D.    Memasukkan medium ke wadah tertentu
Sebelum disterilkan, medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi, erlenmeyer, atau wadah bersih lainnya. Kemudian medium ditutup kapas dan dibungkus kertas sampul coklat atau lainnya supaya tidak basah sewaktu disterilkan.

E.     Sterilisasi
Pada umumnya sterilisasi medium dilakukan dengan uap panas di dalam Autoklaf pada suhu 121 oC selama 15-20 menit.
Syarat-syarat media yang baik
A.    Air
Air yang digunakan dalam pembuatan medium hanya air suling (demineralized) yang telah diuji dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat meracuni mikroba yang digunakan dalam pembuatan medium.
B.     Bahan-bahan Kimia
Bahan kimia yang dipakai untuk pembuatan medium harus bahan khusus yakni bahan kimia yang p.a (pro analysis).
C.     Agar-agar
Hanya agar-agar khusus yang boleh digunakan dalam bakteriologi.
D.    Ekstrak daging sapi
Ekstrak daging sapi yang telah distandarisasi atau diolah khusus yang dapat digunakan pembuatan medium. Saring daging sapi yang tidak baik untuk pembuatan medium.
E.     Gula
Gula yang digunakan dalam pembuatan medium harus gula murni dan memenuhi syarat bakteriologi.
Macam-macam media
A.    Penggolongan medium biakan terbagi menjadi dua golongan besar
1.      Media hidup
Media hidup pada umumnya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam laboratorium bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu saja dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah: hewan percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel biakan bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh virus).
2.      Media mati
Media mati juga dikenal adanya media sintetis. Media sintetis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui secara terperinci. Media sintetis sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa organik ditambahkan dalam media sintetik harus murni. Dengan demikian media sintetik harganya cukup mahal. Contoh media sintetik, antara lain cairan Hanks, Locke, Thyrode, Eagle. Media mati terbagi beberapa macam, yaitu:
a.       Media padat
Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu diatas 45 oC.
b.      Media setengah padat
Media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman secara mikroskopik dan kemampuan fermentasi.
c.       Media cair
Media yang berasal dari bahan-bahan yang cair. Medium cair dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar, penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji.
B.     Berdasarkan susunan kimianya media dibagi menjadi tiga macam
1.      Media non sintetik
Media alami non sintesis merupakan medium yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Medium ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroorganisme. Misalnya, bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu Nutrient yakni ekstrak daging dan pepton memiliki komposisi kimia yang tidak pasti. Contoh lain: serum, plasma dan lain sebaginya.
2.      Media sintetik
Media sintesis yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti. Komposisi kimiawi medium sintetik biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat. Medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroorganisme. Contoh media sintetik: cairan Hanks, Locke, Thyrode, Eagle.
3.      Media semi sintetis
Media semi sintesis merupakan campuran medium sintetik dengan medium non sintetik. Misalnya cairan Hanks yang ditambah serum.
4.      Media anorganik
Media anorganik merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
5.      Media organik
Media organik merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
C.     Berdasarkan tujuan dan sifatnya media dibedakan menjadi
1.      Media Selektif/Elektif
Media ini ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lainnya. Contoh: media yang mengandung zat kimia kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negatif.
2.      Media Diferensial
Media ini mengandung zat-zat kimia tertentu yang memungkinkan membedakan berbagai macam tipe mikroba. Medium ini ditambah reagensia atau zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat membedakan tipe-tipenya. Misalnya, medium agar darah  dapat membedakan bakteri hemolitik dengan bakteri non hemolitik.
3.      Media Eksklusif
Media eksklusif yakni medium yang hanya memungkinkan tumbuhnya satu jenis mikroba tertentu, sedangkan mikroba lainnya dihambat atau dimatikan. Contoh lainnya, medium air pepton alkalis dapat mematikan kuman lainnya, kecuali Vibrio; hal ini karena memiliki pH tinggi.
4.      Media Penguji/Esei
Medium esei adalah medium dengan susunan kimia tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin, asam amino, antibiotika, dan sebagainya.
5.      Media Diperkaya (Enriched Medium)
Medium ditambah zat-zat tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme heterotrof tertentu. Zat-zat tertentu yang ditambahkan zat-zat misalnya serum, darah, ekstrak tumbuh-tumbuhan.
6.      Media Khusus
Medium ini untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
7.      Media Persemaian (Nutrient Media)
Medium ini sangat kaya akan zat makanan dan mempunyai susunan bahan sedemikian rupa sehingga hanya menyuburkan satu jenis mikroba yang dicari saja.
8.      Media Serbaguna
Medium ini merupakan medium yang paling umum digunakan dalam mikrobiologi (dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar mikroba). Contoh: medium kaldu Nutrient (Waluyo, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada media
1.      Pengaruh pH terhadap populasi bakteri dalam media mineral sederhana dengan LAS sebagai satu-satunya sumber karbon. Salah satu faktor panting dalam pertumbuhan bakteri adalah nilai pH. Bakteri memerlukan suatu pH optimum (6,5-7,5) untuk tumbuh optimal. Nilai pH minimum dan maksimum untuk pertumbuhan kebanyakan spesies bakteri adalah 4 dan 9. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri ini berkaitan dengan aktivitas enzim. Enzim ini dibutuhkan oleh beberapa bakteri untuk mengkatalis reaksi-reaksi yang berhubungan dengan pertumbuhan bakteri. Apabila pH dalam suatu medium atau lingkungan tidak optimal maka akan mengganggu kerja enzim-enzim tersebut dan akhirnya mengganggu pertumbuhan bakteri itu sendiri.
2.      Pengaruh suhu terhadap populasi bakteri dalam media mineral sederhana dengan LAS sebagai satu-satunya sumber karbon. Bakteri anggota genus Pseudomonas umumnya tumbuh pada suhu optimal yaitu 37-40 oC. Namun ada beberapa bakteri anggota genus Pseudomonas yang dapat hidup pada suhu di bawah suhu optimal tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat bakteri dapat tumbuh pada rentang suhu 20 oC sampai dengan 40 oC. Tetapi ada beberapa isolat bakteri yang tumbuh lebih baik pada suhu 40 oC seperti pada isolat P3.2 dan C2.3, ada juga yang tumbuh lebih baik pada suhu 20 oC seperti pada isolat C2.2 dan untuk isolat C21 dan P2.1 tumbel lebih baik pada Suhu 30 oC. Perbedaan faktor suhu dapat terjadi karena bakteri anggota genus Pseudomonas dapat hidup pada rentang suhu rendah (Suriani dkk, 2013).
3.      Pertumbuhan Chlorella sp sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, diantaranya unsur hara dalam media kultur serta kualitas air seperti salinitas, pH, suhu, intensitas cahaya yang optimum. Untuk mendapatkan persediaan Chlorella sp sebagai pakan alami, maka diperlukan suatu studi tentang penggunaan media kultur yang memberikan hasil terbaik terutama mengenai jumlah sel atau kepadatan Chlorella sp yang dihasilkan. Hal ini karena setiap media mempunyai komposisi unsur hara yang berbeda-beda antara satu media dengan yang lain, dimana masing-masing unsur hara tersebut juga mempunyai fungsi yang berbeda pula bagi Phytoplankton yang akan dibudidayakan (Chilmawati & Suminto, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar