BAB
V
SABUN
TRANSPARAN
5.1.
Tujuan
Percobaan
Memahami reaksi penyabunan.
5.2.
Tinjauan
Pustaka
Sabun
transparan adalah salah satu jenis sabun padat yang dalam pembuatannya ditambahan
ekstrak teh putih dikarenakan dapat meningkatkan manfaat dari sabun transparan.
Untuk mendapati formulasi dari pembuatan sabun padat transparan didapat dari
basis minyak kelapa sawit dengan penambahan ekstrak teh putih serta berpengaruhnya
terhadap karakteristik dari sabun itu sendiri. Metode yang diterapkan dalam
pembuatan sabun transparan ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan
menggunakan analisis deskriptif.
Faktor
utama yang mempengaruhi transparansi sabun yaitu kandungan alkohol, gula, dan
gliserin didalam sabun. Sehingga untuk pengaruh jernih dan beningnya sabun
transparan ini hal yang harus diperhatikan adalah kualitas gula, alkohol, dan
gliserin. Dalam kandungan gliserin mempunyai keuntungan khusus untuk kulit
manusia yang salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai pelembab pada kulit dan membentuk
fasa gel pada sabun.
Dalam
komposisi pembuatan sabun didapatkan dua komponen penting yaitu asam lemak dan
alkali. Sehingga dapat diketahui bahwasanya asam lemak menentukan karakteristik
sabun yang akan dihasilkan, Jadi setiap jenis asam lemak akan selalu memberikan
sifat yang berbeda terhadap sabun.
Asam
lemak adalah suatu komponen penyusun utama pada lemak dan minyak, dalam memilih
suatu jenis minyak yang akan digunakan untuk bahan baku pembuatan sabun ialah
hal yang sangat penting dan harus diperhatikan. Apabila ingin menghasilkan
sabun dengan kualitas yang baik, maka hal yang harus diperhatikan yaitu bahan
baku dengan kualitas baik pula. Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan
sabun adalah minyak kelapa sawit.
Standar
sabun transparan yaitu penambahan yang cukup untuk kolagen karena dalam kandungan
kolagen akan dapat berperan penting untuk kekerasan sabun, serta komposisi yang
mempengaruhi pembentukan kadar air, stabilitas emulsi, dan stabilitas busa yang
pas untuk standar sabun batang. Sehingga dari berbagai macam komposisi dalam
pembuatan sabun batang dapat dihasilkan aroma, warna, transparansi, banyaknya
busa, kesan lembab, segar, dan halus (Rosmawaty, 2014).
Saponin
adalah suatu senyawa glikosida kompleks yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan
glikon (gula) dan aglikon (non-gula). Gula memiliki sifat higroskopis sehingga
mudah menyerap uap air. Semakin banyak ekstrak teh putih ditambahkan akan semakin
banyak air yang dapat diserap oleh gula sehingga
akibatnya kandungan kadar airnya akan berkurang. Suatu asam lemak yang
terkandung didalam sabun padat transparan
berasal dari asam stearat dan asam palmitat yang banyak terkandung didalam
minyak kelapa sawit yang digunakan umtuk bahan baku pembuatan sabun padat
transparan.
Penyebab utama berlebihnya
alkali bebas yaitu berlebihnya penambahan alkali pada proses pembuatan sabun. Persentase
dari kadar alkali bebas (dihitung sebagai NaOH) dalam suatu sabun padat
transparan yang akan dihasilkan.
Kadar
fraksi yang tak tersabunkan adalah jumlah suatu komponen yang tidak tersabunkan
dikarenakan tidak dapat bereaksi dengan senyawa alkali (natrium), tetapi dapat
larut didalam minyak disaat pembuatan sabun. Derajat keasaman atau nilai pH
memiliki rata-rata dari sabun yang akan dihasilkan menyentuh kisaran antara
10-11. Sehingga nilai pH dengan nilai 10 didapatkan bahwa sabun yang dihasilkan
tersebut akan bersifat basa, dikarenakan nilai dari pH itu sendiri lebih besar
dari 7 dan merupakan nilai untuk pH normal.
Kekerasan
didalam sabun transparan yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh suatu asam
lemak jenuh dan digunakannya menjadi suatu bahan baku dalam pembuatan sabun
transparan itu sendiri. Sehingga dapat diketahui bahwa kekerasan pada sabun
transparan itu sendiri akan dipengaruhi dengan banyak sedikitnya kadar air yang
terkandung didalam sabun transparan itu. Jadi Semakin tinggi jumlah kadar air
yang terkandung didalam sabun tersebut, maka semakin tinggi juga angka
kekerasan yang ditunjuk dengan skala penetrometer. Semakin tinggi juga angka
yang ditunjukan oleh skala penetrometer, maka bentuk fisik sabun tersebut akan
menjadi semakin lunak (Asri, 2016).
Pembuatan sabun
mandi transparan dapat
digunakan melalui suatu formulasi
dasar sebagai bahan baku utama, dengan divariasikannya konsentrasi
gliserol, etanol, dan sukrosa. Likopen
adalah suatu senyawa yang sifatnya non-polar dan mudah larut dalam minyak. Serta perubahan warna dari
merah kekuning-kuningan disebabkan oleh suatu senyawa
likopen yang terlarut ke dalam minyak.
Jumlah asam lemak adalah jumlah keseluruhan dari asam lemak yang terdapat didalam
sabun transparan, asam
lemak yang belum bereaksi maupun
yang telah bereaksi dengan alkali (NaOH) dan
membentuk
sabun.
Kriteria sabun
yang baik memiliki ciri
jumlah asam lemak yang
lebih besar dari 70%, dapat diartikan
bahwasannya bahan utama dalam proses pembuatan sabun (reaksi
saponifikasi) adalah minyak atau lemak (70%), sedangkan berbagai macam bahan tambahan
lainnya yang kurang dari 30%. Apabila asam lemak bereaksi dengan
senyawa alkali (NaOH) maka akan
membentuk garam asam lemak (sabun) yang dapat
berfungsi
sebagai surfaktan, sehingga kotoran
yang dapat berupa minyak ataupun lemak dapat dibersihkan
saat sabun digunakan.
Alkali bebas merupakan suatu alkali yang terdapat didalam
sabun dan tidak terikat sebagai
senyawa. Dalam proses pembuatannya,
alkali (NaOH) dapat direaksikan dengan minyak atau lemak
sehingga akan membentuk sabun.
Penggunaan alkali yang
melebihi stoikiometri reaksinya akan
berpengaruh pada sejumlah alkali yang tidak dapat bereaksi langsung, dan berada dikeadaan bebas.
Apabila terjadi alkali berlebih didalam suatu produk sabun maka akan dapat mengakibatkan iritasi pada
kulit. Penyebab utama dari kelebihan
alkali dalam sabun mandi diakibatkan oleh terlalu banyaknya suatu konsentrasi alkali yang penambahannya berlebih
pada proses penyabunan, sehingga meningkatnya
pH sabun diatas standar pH normal sabun itu sendiri.
Asam lemak bebas merupakan suatu asam lemak yang didapatkan dalam komposisi
sabun, akan tetapi tidak mengikat senyawa seperti senyawa
natrium ataupun senyawa trigliserida. Dalam pembuatan sabun terdapat komponen lemak dan
minyak yang tidak dapat tersabunkan oleh
perlakuan
kaustik biasa. Komponen yang tidak tersabunkan tersebut di antaranya adalah
senyawa alkohol alifatik, sterol, pigmen, minyak mineral dan hidrokarbon, serta
umumnya non-volatil pada 103°C.
Minyak mineral merupakan minyak yang didapatkan melalui suatu
penguraian bahan organik oleh jasad renik seperti
halnya minyak bumi dan turunannya. Minyak mineral tidak
dapat disabunkan begitu saja,
walaupun menggunakan NaOH yang berlebih. Didalam suatu sabun apabila ditambahkan air maka minyak
mineral akan membentuk emulsi air dan minyak yang dapat ditandai dengan adanya kekeruhan (Lidya, 2017).
Saponifikasi adalah suatu
pereaksian yang disebut reaksi penyabunan dan didalam prosesnya terdapat reaksi
asam lemak serta minyak dengan suatu basa kuat sehingga dari gliserol dan asam
lemaknya menghasilkan garam, garam dari asam lemak tersebutlah yang dinamakan
dengan sabun (Jodhi, 2010).
Pembuatan
sabun translucent hampir sama dengan proses pembuatan sabun transparan hanya
saja dibedakan oleh konsentrasi suatu bahan yang menjadi komposisi dari sabun
itu sendiri. Dapat dicontohkan dari komposisi pembuatan sabun transparan yaitu
asam lemak yang berfungsi sebagai peangaruh pada busa dari sabun itu sendiri,
gliserin difungsikan sebagai humektan, sedangkan gula berperan dalam membentuk
kristalan yang menyebabkan kejernian pada sabun transparan ataupun dapat
menggunakan minyak jarak sebagai pengganti gula.
Masa
Aging adalah suatu proses pereaksian sabun yang sudah berbentuk batangan serta
diletakkan dalam rak-rak dan didiamkan selama 2-3 minggu dalam suhu ruang yang
rendah hingga sabun selesai bereaksi (Rama, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar