BAB
VI
SEL ELEKTROLISIS
6.1.
Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui perbedaan sel elektrolisis dan
sel galvani
-
Mengetahui reaksi yang terjadi pada katoda
dan anoda
-
Mengamati perubahan yang terjadi selama
proses elektrolisis.
6.2.
Tinjauan
Pustaka
Elektrolisis adalah suatu proses energi listrik yang digunakan untuk mendorong supaya
reaksi redoks yang nonspontan dapat terjadi. Faraday merumuskan hubungan kualitatif
antara arus dipasok dan produk yang terbentuk. Elektrolisis juga merupakan cara utama
untuk membentuk atau memproduksi logam aktif dan nonlogam aktif serta masih banyak
bahan kimia yang berguna dalam bidang industri (Chang, 2004). Elektrolisis juga
merupakan cara baru dalam memproduksi hidrogen dari biomassa (Ruslan, 2017).
Suatu electroyizer memiliki suatu prinsip dasar adalah anoda (+) dan katoda (-) yang
dipisahkan oleh cation exchange membran yang berfungsi menghambat suatu migrasi ion
negatif (OH-) dari katoda ke anoda (Tomi, 2011).
Berdasarka reaksinya sel elektrokimia dibagi menjadi dua,
yaitu sel volta dan sel
elektrolisis, dengan perbedaan sebagai berikut:
elektrolisis, dengan perbedaan sebagai berikut:
1. Sel Volta
Reaksi kimia berlangsung bersifat spontan dan menghasilkan arus listrik,
dimana katode merupakan kutub positif dan anode merupakan kutub negatif,
contoh: penggunaan baterai dan aki.
2. Sel elektrolisis
Arus listrik menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia. Katode merupakan
kutub negatif, sedangkan anode merupakan kutub positif, contoh; penyepuhan,
pemurnian logam dalam pertambangan dan penyetruman aki (Nana, 2007)
Elektrokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
hubungan energi listrik denngan energi kima atau hubungan listrik dengan reaksi
redoks. Elektrokimia berlangsung dalam suatu sel elektrokimia, sel
elektrokimia mempunyai dua jenis, yaitu
sel yang menghasilkan listrik dari reaksi redoks yang dinamakan sel volta dan
sel yang menghasilkan reaksi re doks dari listrik yang dinamakan sel elektrolisis (Parning, 2010).
Terdapat tiga kelompok sel elektrolisis yaitu :
a.
Sel dengan elektrolit lelehan
Umumnya sel
dengan elektrolit lelehan menggunakan elektrode yang tidak bereaksi atau
elektrode inert (tidak aktif), yaitu platina dan karbon. Sel dengan elektrolit
berbentuk lelehan tidak mengandung pelarut (air), hanya mengandung kation dan
anion. Kation langsung direduksi dan anion langsung dioksidasi. Hal ini berlaku
untuk kation logam golongan utama dan logam golongan transisi. Begitu pula
untuk anion, berlaku untuk anion yang tidak mengandung oksigen ataupun anion
yang mengandung oksigen.
b.
Sel dengan elektrolit larutan dan
elektrode tidak reaktif (elektrode Pt/C)
Dalam sel ini
tidak ada pengaruh elektrode, tetapi karena dalam larutan terdapat air, harus
tetap diperhatikan kemungkinan pelarut (air) mengalami reaksi redoks.
Dalam sel dengan elektrolit larutan dan elektrode tidak
relatif terjadi
beberapa reaksi, diantaranya adalah.
-
Reaksi pada katode
Reaksi reduksi terjadi pada katode, sehingga
berlaku ketentuan bagi kation. Logam merupakan bagian besar dalam kation dan
terbagi menjadi 2 yaitu kation golongan pertama dan kation golongan transisi,
kation gologan utama itu terdiri dari K+, Na+, Ca2+,
Ba2+. Sedangkan kation golongan transisi adalah Zn2+, Ni2+,
Pb2+, Cu2+, Ag2+, dan Sn2+. Nilai
potensial reduksi pada kation golongan utama relatif kecil dibanding potensial
reduksi H2O sehingga yang akan direduksi adalah H2O bukan
kationnya.
Ion Hidrogen
Pereduksian ion hidrogen menjadi gas hidrogen

Ion-ion Logam
Ion
logam alkali

Ion Logam selain alkali atau alkali tanah

-
Reaksi pada anode
Reaksi oksidasi
anion terjadi
padamanode.Anion merupakan sisa asam yang terbagi dalam
dua jenis, yaitu anion yang tak mengandung
oksigen (Cl-, Br-, dan F-) dan anion yang
mengandung oksigen (SO42-, NO3-, dan
CO32-). Proses oksidasi lebih mudah dialami aniun yang tidak mengandung oksigen.
Oksidasi ion OH- menjadi H2O

Ion sisa asam
Oksidasi Cl-, Br-, I-
menjadi gas Cl2, Br2, I2.


Ion sisa asam beroksigen
,
, 




c.
Sel dangan elektrolit larutan dan
elektrode reaktif
Elektrolit yang bereaksi (elektrode reaktif) adalah elektrode yang
turut bereaksi dan hanya terjadi pada anode (reaksi oksidasi). Contoh elektrode
jenis ini, yaitu Cu, Ni, Zn, Ag, dan Pb (elektrode selain Pt dan C)
-
Reaksi pada katode
Ketentuan
kation untuk sel ini sama dengan ketentuan untuk kation pada sel larutan dan
elektrode tidak bereaksi. Untuk kation golongan transisi, yang direduksi ialah
kation tersebut, sedangkan untuk kation golongan utama yang direduksi adalah H2O.
-
Reaksi pada anode
Pada sel ini, anode dioksidasi
langsung menjadi larutannya. Anion tidak perlu diperhatikan, baik yang tidak
mengandung oksigen maupun yang mengandung oksigen (Nana, 2008).
Tabel 6.1. Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis
No
|
Sel volta/galvani
|
Sel elektrolisis
|
1.
|
Energi kimia menjadi
energi listrik
|
Energi listrik mejadi
energi kimia
|
2.
|
Reaksi pada elektroda:
Katoda: Reduksi (kutub
+)
Anoda: Oksidasi (kutub
-)
Katoda positif dan
negatif
|
Reaksi pada elektroda:
Katoda: Reduksi (kutub
-)
Anoda: Oksidasi (kutub
+)
Katoda negatif anoda
positif
|
3.
|
Contoh: sel bahan
bakar, sel aki, sel baterai.
|
Contoh: penyepuhan,
pembuatan dan pemurnian logam.
|
(Imam,
2012).
Macam-macam elektroda :
1.
Elektroda Membran
Elektroda membran merupakan suatu elektroda yang memiliki perbedaan dari
elektroda logam. Karena elektroda ini memiliki fungsi melalui jenis dari
penetrasi suatu diferensial ion-ion.
2.
Elektroda Inert
Elektroda ini ialah suatu logam inert bekerja dengan baik sebagai elektroda indikator untuk
beberapa pasangan redoks. Fung si logamnya hanya untuk membangkitkan
kecenderungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan elektron
(Underwood, 2001).
Menurut Alessandro Volta, deret
keaktifan logam atau deret potensial logam (Deret Volta) adalah sebagai
berikut:
Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Fe Ni Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au
Anoda (-):
-
Reduktor
-
Mengalami reaksi oksidasi terhadap Ered
yang lebih negatif
Katoda (+):
-
Oksidator
-
Mengalami reaksi reduksi terhadap Ered
yang lebih positif
Semakin kekiri
letak suatu unsur deret volta, sifat reduktornya semakin kuat. Artinya, unsur
tersebut dapat mereduksi ion-ion unsur disebelah kanannya (Nana, 2008).
Aturan-aturan dalam penulisan reaksi kimia
terdiri atas dualangkah, yaitu:
۔
Tambahkan huruf (g) untuk zat berupa gas
۔
Tambahkan huruf (l) untuk zat berupa cairan
۔
Tambahkan huruf (s) untuk zat berupa padatan
۔
Tambahkan huruf (aq) untuk zat berupa larutan (Yayan, 2007).
Aplikasi
elektrolisis seperti pemurnian tmbaga, perak maupun emas. Penyepuhan atau yang
melapisi nikel, emas, dan lain-laine pada logam koin.
A.
Pemurnian logam Alumunium
Alumunium
biasanya dibuat dari bijih bauksit (Al2O3.2H2O).
pertama-tama bijihnya diolah untuk menyaringkan berbagai pengotordan kemudian
untuk memperoleh Al2O3 tanpa air. Oksida ini dilarutkan
dalam lelehan kalorit Na3AlF6 dalam suatu sel
elektrolitik. Sel ini berisi serangkaian anoda karbon; katodanya juga terbuat
dari karbon dan menjadi pelapis di dalam sel. Larutan elektrolisis untuk untuk
menghasilkan alumunium dan gas oksigen:




Gas
oksigen bereksi dengan anoda karbon pada 1000 oC (titik leleh kliorit) memebentuk karbon monoksida yang keluar
sebagai gas.
B.
Pemurnian logam tembaga
Logam tembaga
yang diperoleh dari bijihnya biasanya mengandung sejumlah pengotor berupa seng,
besi, perak, dan emas. Logam yang elektro positif diambil dengan proses
elektrolisis dimana pada proses ini
tembaga takmurni betindak sebagai anoda dan tembaga murni bertindak sebagai
katoda dalam larutan asam sulfat yang berisi ion Cu2+


Logam reaktif
dalam anoda tembaga, seperti besi dan seng, juga teroksidasi pada anoda dan
memesuki larutan sebagai ion Fe2+ dan Zn2+. Namun
keduanya tidak tereduksi pada katoda. Logam yang kurang elektropositif,
seperrti emas dan perak, tidak tereduksi pada
anoda (Chang, 2004).
Reaksi redoks
memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri misalnya prinsip reaksi
redoks mendasari pembuatan baterai dan aki, ekstraksi dan pemisahan logam dari
mineralnya, serta pelapisan suatu logam dengan logam lain seperti emas, perak,
kromium. Dalam penyepuhan logam larutan elektrolit yang
digunakan harus mengandung ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal
ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan
teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan
diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif
mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri
perabot rumah tangga dan peralatan dapur. Selain itu reaksi redoks digunakan untuk membuat senyawa kimia NaOH yang
merupakan bahan baku dalam kegiatan industri (Nana,2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar