Jumat, 05 Oktober 2018

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR


BAB II
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR
2.1.       Tujuan Percobaan
-    Menentukan kelarutan zat pada berbagai suhu
-    Menentukan kalor pelarutan differensial.
2.2.       Tinjauan Pustaka

Larutan terbentuk, ketika molekul gula melepaskan diri dari kristal dan menyebar dan mencampur hingga homogen ke seluruh cairan. Dilarutkan dalam air yang disebut pelarut dan gula yang terlarut disebut zat terlarut (Manahan, 2009). Larutan merupakan gabungan dari massa zat yang terlarut dan massa yang sebagai pelarut sehingga mendapatkan persen massa larutan
(Sutresna, 2006).
Kelarutan adalah banyaknya mol yang terdapat di dalam zat terlarut dalam 1 liter pelarut pada suhu kamar yang membentuk larutan tersebut bersifat jenuh (Kitti, 2010).
Jenis-jenis larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut
a.    Larutan jenuh (Saturated Solution)
Larutan yang membawa maksimum jumlah zat yang terlarut dalam sebuah pelarut yang terbawa, pada suhu yang ditentukkan.
b.    Larutan tak jenuh (Unsaturated Solution)
Larutan yang membawa  zat terlarut lebih sedikit dari kemampuannya untuk melarutkan
c.    Larutan lewat jenuh (Supersaturated Solution)
Larutan yang membawa zat yang terlarut lebih banyak dibandingkan kemapuannya di dalam larutan jenuh. (Suyatno, 2006).
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan adalah temperatur, sifat pelarut, dan adanya ion-ion lain didalam larutan. Didalam golongan yang belakangan disertakan ion-ion mungkin sama atau tidak sama dengan ion-ion di dalam padatan, dan ion-ion yang membentuk molekul yang berdisosiasi sedikit atau ion kompleks dengan ion-ion padatannya.
a.    Temperatur
Kebanyakan garam anorganik, bertambah kelarutannya apabila suhu dinaikan. Biasanya menguntungkan untuk melakukan proses pengendapan, penyaringan, dan pencucian dengan larutan panas. Partikel besar dapat dihasilkan, penyaringan lebih cepat, dan kotoran terlarut lebih mudah. Karena hal itu, sering mengharuskan penggunaan larutan panas dalam dimana kelarutan endapan tidak ada pada temperatur tinggi.
b.    Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada dalam pelarut organik. Air mempunyai momen dipol besar dan tertarik ke kedua kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi sempurna, dengan membentuk H3O+. Semua ion pasti terhidrasikan sampai beberapa jauh dalam larutan berair, dan energi yang dilepaskan oleh interaksi ion dan pelarut membantu mengatasi gaya tarik yang mencoba menahan ion-ion di dalam kisi padatan. Ion di dalam sebuah kristal tidak mempunyai tarikan demikian besar untuk pelarut organik dan karenanya kelarutannya lebih kecil daripada dalam air.
c.    Ion-Sekutu
Efek ion sekutu sangat mempengaruhi di dalam pengendapan dimana menambahkan beberapa ion memiliki kelebihan unsur pengendapan untuk memastikan pengendapan selesai dan sebuah ion dapat dipergunakan dalam pencucian untuk mempengaruhi kelarutan (Underwood, 2001).

Jika persamaan tersebut  merupakan entalpi reaksi pada temperatur T, maka persamaan ini menunjukkan bahwa ketika bernilai negatif, K akan berkurang dari temperature sedangkan ketika  bernilai positif maka K akan bertambah dari temperaturnya.                              
(Wilson, 1986).
Simbol  mengacu pada standart entalpi reaksi perubahan sistem yang sedang menunjukkan temperature awal dan akhir (Lone, 2017).
Macam-macam larutan :
a.       Larutan homogen
Yang terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut. Jumlah solven lebih banyak daripada solute
b.      Larutan heterogen
Larutan heterogen sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu suspend an koloid. Suspen merupakan campuran antara zat padat yang tidak larut. Koloid merupakan campuran antara 2 zat atau lebih dimana zat penyusun tercampur dengan zat penyusun yang lain(Lutfi, 2006).
Ada dua panas pelarutan, yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Panas pelarutan integral didefinisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat dilarutkan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial didefinisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tidak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefinisikan sebagai , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut, dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan kurva pada setiap konsentrasi. Jadi panas pelarutan diferensial tergantung pada konsentrasi larutan (Dogra, 1984).
Indikator Fenolftalein (PP) adalah indikator asam basa, indikator ini tidak berwarna dalam bentuk Hln (asam) dan berwarna merah jambu jika dalam bentuk ln- (basa). Jika ion OH- ditambahkan ke dalam larutan [H+] maka posisi kesetimbangan bergeser kea rah pembentukan ln-. Berarti jika ion OH- ditambahkan makan berdominan membuat larutan menjadi warna merah jambu (Sunarya, 2007).

Analisis regresi adalah suatu metode dalam statistik yang digunakan untuk mengamati hubungan antara variabel terikat yaitu Y dan serangkaian variabel bebas yaitu. Tujuan dari penggunaan analisis regresi adalah untuk memprediksi nilai Y untuk nilai X yang diberikan. 


Dimana Y adalah variabel yang terikat dan C adalah variabel bebas. Dimana a merupakan Intercep, yaitu merupakan nilai Y pada saat X=0 dan b adalah Slope, yaitu merupakan perubahan rata-rata Y terhadap perubahan satu unit X.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar