BAB II
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR
2.1.
Tujuan Percobaan
- Menentukan
kelarutan zat pada berbagai suhu
- Menentukan
kalor pelarutan differensial.
2.2.
Tinjauan Pustaka
(Sutresna,
2006).
Kelarutan
adalah banyaknya mol yang terdapat di dalam zat terlarut dalam 1 liter pelarut
pada suhu kamar yang membentuk larutan tersebut bersifat jenuh (Kitti, 2010).
Jenis-jenis larutan berdasarkan
kemampuannya melarutkan zat terlarut
a.
Larutan jenuh (Saturated Solution)
Larutan yang membawa
maksimum jumlah zat yang terlarut dalam sebuah pelarut yang terbawa, pada suhu
yang ditentukkan.
b.
Larutan tak jenuh (Unsaturated Solution)
Larutan yang membawa zat terlarut lebih sedikit dari kemampuannya
untuk melarutkan
c.
Larutan lewat jenuh (Supersaturated Solution)
Larutan yang membawa zat
yang terlarut lebih banyak dibandingkan kemapuannya di dalam larutan jenuh.
(Suyatno, 2006).
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan
adalah temperatur, sifat pelarut, dan adanya ion-ion lain didalam larutan.
Didalam golongan yang belakangan disertakan ion-ion mungkin sama atau tidak
sama dengan ion-ion di dalam padatan, dan ion-ion yang membentuk molekul yang
berdisosiasi sedikit atau ion kompleks dengan ion-ion padatannya.
a.
Temperatur
Kebanyakan
garam anorganik, bertambah kelarutannya apabila suhu dinaikan. Biasanya
menguntungkan untuk melakukan proses pengendapan, penyaringan, dan pencucian
dengan larutan panas. Partikel besar dapat dihasilkan, penyaringan lebih cepat,
dan kotoran terlarut lebih mudah. Karena hal itu, sering mengharuskan
penggunaan larutan panas dalam dimana kelarutan endapan tidak ada pada
temperatur tinggi.
b.
Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air
daripada dalam pelarut organik. Air mempunyai momen dipol besar dan tertarik ke
kedua kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi sempurna, dengan
membentuk H3O+. Semua ion pasti terhidrasikan sampai beberapa
jauh dalam larutan berair, dan energi yang dilepaskan oleh interaksi ion dan
pelarut membantu mengatasi gaya tarik yang mencoba menahan ion-ion di dalam
kisi padatan. Ion di dalam sebuah kristal tidak mempunyai tarikan demikian
besar untuk pelarut organik dan karenanya kelarutannya lebih kecil daripada
dalam air.
c.
Ion-Sekutu
Efek ion sekutu sangat mempengaruhi di
dalam pengendapan dimana menambahkan beberapa ion memiliki kelebihan unsur
pengendapan untuk memastikan pengendapan selesai dan sebuah ion dapat
dipergunakan dalam pencucian untuk mempengaruhi kelarutan (Underwood, 2001).
|



(Wilson, 1986).
Simbol
mengacu pada standart entalpi reaksi perubahan
sistem yang sedang menunjukkan temperature awal dan akhir (Lone, 2017).

Macam-macam
larutan :
a.
Larutan homogen
Yang terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut. Jumlah
solven lebih banyak daripada solute
b.
Larutan heterogen
Larutan
heterogen sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu suspend an koloid. Suspen
merupakan campuran antara zat padat yang tidak larut. Koloid merupakan campuran
antara 2 zat atau lebih dimana zat penyusun tercampur dengan zat penyusun yang
lain(Lutfi, 2006).
Ada
dua panas pelarutan, yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
diferensial. Panas pelarutan integral didefinisikan sebagai perubahan entalpi
jika 1 mol zat dilarutkan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial
didefinisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat terlarut dilarutkan
dalam jumlah larutan yang tidak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak
berubah dengan penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefinisikan
sebagai
,
yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut, dan panas
pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan kurva pada
setiap konsentrasi. Jadi panas pelarutan diferensial tergantung pada
konsentrasi larutan (Dogra, 1984).

Indikator
Fenolftalein (PP) adalah indikator
asam basa, indikator ini tidak berwarna dalam bentuk Hln (asam) dan berwarna
merah jambu jika dalam bentuk ln- (basa). Jika ion OH- ditambahkan
ke dalam larutan [H+] maka posisi kesetimbangan bergeser kea rah pembentukan
ln-. Berarti jika ion OH- ditambahkan makan berdominan
membuat larutan menjadi warna merah jambu (Sunarya, 2007).
Analisis
regresi adalah suatu metode dalam statistik yang digunakan untuk mengamati
hubungan antara variabel terikat yaitu Y dan serangkaian variabel bebas yaitu.
Tujuan dari penggunaan analisis regresi adalah untuk memprediksi nilai Y untuk
nilai X yang diberikan.

Dimana
Y adalah variabel yang terikat dan C adalah variabel bebas. Dimana a merupakan Intercep, yaitu merupakan nilai Y pada
saat X=0 dan b adalah Slope, yaitu
merupakan perubahan rata-rata Y terhadap perubahan satu unit X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar