Jumat, 05 Oktober 2018

SISTEM KOLOID


BAB VIII
SISTEM KOLOID
8.1.       Tujuan Percobaan
Mengetahui dan membedakan cara pembuatan koloid secara disperse dan kondensasi.
8.2.       Tinjauan Pustaka
Koloid adalah suatu jenis campuran yang sifatnya diantara suspensi dan larutan. Salah satu contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari adalah udara.
Sedangkan larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari zat terlarut (Solut) dan zat pelarut (Solven). Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pembuatan larutan disebut pelarutan atau solvasi. Ukuran partikel larutan sangat kecil, kurang dari 1 nm, sehingga akan sulit untuk membedakan antara zat terlarut dan pelarutnya (Fitriyani, 2015). Suspensi adalah suatu dispersi zat padat di dalam air. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat yang memiliki ukuran yang cukup besar, zat padat tersebut tersusun dari molekul-molekul zat terdispersi (Nana, 2007). Koloid dapat berperan sebagai fase ke tiga yang mempunyai fase bukan larutan dan juga bukan padatan ( Heru, 2008).
Larutan
(dispersi molekuler)
Koloid
(dispersi molekuler)
Suspensi
(dispersi kasar)
1.    Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
2.    Semua partikel berdimensi( panjang, lebar atau tebal) kurang dari 1 nm
3.    Satu fasa
4.    Stabil
5.    Tidak bisa disaring
1.     Secara mikroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan menggunakan mikroskop ultra
2.     Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
3.     Dua fasa
4.     Pada umumnya tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan ultra
5.     Pada umumnya stabil
1.    Heterogen
2.    Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
3.    Dua fasa
4.    Tidak stabil
5.    Dapat disaring
Tabel 8.1. Tabel perbedaan koloid, suspensi, dan larutan
            Koloid memiliki beberapa sifat yang bisa digunakan untuk membedakan dengan dispersi lainnya, berikut ini akan dijelaskan sedikit tentang sifat-sifat koloid:



-       Efek Tyndall
Merupakan kemampuan sistem koloid untuk menghamburkan cahaya bila dipancarkan melewatinya (Fatima, 2013). Efek tyndall dapat terjadi karena partikel-partikel koloid yang sangat besar memantulkan dan menghamburkan sinar disekitarnya (Suyatno, 2006).




-       Gerak Brown
Merupakan pergerakan partikel-partikel pada terdispersi suatu sistem koloid dikarenakan ada tumbukan yang terjadi antar partikel (Fatima, 2013). Benturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi adalah salah satu faktor terjadinya gerak brown (Windia, 2016). 




-       Absorbsi
Merupakan proses penyerapan bagian permukaan pada sistem koloid sehingga sitem ini memiliki muatan listrik (Fatima, 2013). Lapisan yang terbentuk berasal dari partikel-partikel koloid dengan ion-ion yang di adsorbsi adalah, lapisan pertama yaitu lapisan yang sifatnya netral atau lapisan inti, lapisan kedua adalah lapisan ion yang di adsorbsi oleh koloid, dan lapisan ketiga yaitu lapisan luar (Suyatno, 2006).








-       Elektroforesis
Merupakan proses yang bisa digunakan untuk memisahkan partikel koloid dengan menggunakan arus listrik (Fatima, 2013). Partikel koloid yang didalamnya mengandung arus listrik akan mengalir ke elektroda yang muatanya berlawanan (Das, 2007).
                                          





-       Koagulasi
Merupakan pembentukan suatu gumpalan yang lebih besar oleh partikel-partikel koloid dikarenakan penambahan zat kimia atau enzim tertentu (Fatima, 2013). Reaksi koagulasi dapat berjalan karena adanya zat pereaksi sesuai dengan zat yang terlarut (Kusnaedi, 2010).
 




-       Dialisis
Merupakan kemampuan koloid untuk memisahkan ion-ion pengganggu melalui membran semipermiabel yang berfungsi sebagai penyaring.
            Koloid dapat dibedakan berdasarkan interaksi partikel koloid dengan medium pendispersinya yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Berikut ini sedikit penjelasannya
a.    Koloid Liofil
Berasal dari bahasa yunani Lio = cairan dan Philia = menyukai. Zat terdispersi sistem koloid yang mempunyai afinitas (daya tarik) yang besar terhadap medium pendispersinya.
b.    Koloid Liofob
Berasal dari bahasa yunani Lio = cairan dan Phobia = membenci. Zat terdispersi sistem koloid dimana afinitasnya (daya tarik) sangat kecil terhadap medium pendispersinya (Fatima, 2013).
Tabel 8.1. Berbagai jenis koloid
Jenis
Fase kontinu
Fase dispersi
Contoh klinis
Contoh sehari-hari
sol
Cairan
Padat
Plasma
Cat
gel
Padat
Cair
penutup luka
agar & gelatin
emulsi
Cair
Cair
pencernaan lemak oleh kerja garam empedu
susu, krim tangan, saus salad
aerosol
gas
cair / padat
terapi inhalasi
asap dan kabut
(James, 2002).
Pembuatan sitem koloid dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara dispersi dan juga kondensasi. Berikut ini penjelasan singkatnya.
a.    Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah dengan cara mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid. Cara dispersi ini dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu:
-          Cara Mekanik
Proses pembuatannya dengan cara menghaluskan secara langsung sehingga diperoleh ukuran partikel yang diinginkan. Selanjutnya partikel halus didispersikan ke medium pendispersi
-          Cara Busur Bredig
Proses pembuatan koloid dengan cara ini digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektroda yang akan dicelupkan ke medium pendispersinya. Logam akan dialiri arus listrik sehingga uap logam yang terjadi akan terdispersi ke medium pendispersinya sehingga akan terbentuk koloid
-          Cara Peptidasi
Merupakan cara pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel kasar berupa endapan kemudian diberikan elektrolit yang mengandung ion sejenis zat pemecah yang nantinya akan menjadi partikel koloid.
b.    Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah dengan cara mengubah partikel larutan sejati (homogen) menjadi partikel koloid. Cara kondensasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
-       Reaksi Redoks
Merupakan cara pembuatan koloid dengan reaksi yang nantinya disertai dengan perubahan bilangan oksidasi
-       Hidrolisis
Pembentukan partikel koloid dengan mengunakan pereaksi air
-       Dekomposisi Rangkap
Dilakukan dengan reaksi penguraian zat membentuk zat yang lebih sederhana
-       Penggantian Pelarut
Pelarut dari larutan akan diganti dengan pelarut lain yang nantinya akan menghasilkan partikel koloid (Sartono, 2014).
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat banyak contoh dari sistem koloid yang salah satunya adalah udara. Udara terdiri dari polutan padat, asap, air, debu, dan gas-gas lain yang terdispersi (tercampur) di dalamnya. Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah juga merupakan sistem koloid. Proses majunya garis pantai diakibatkan pembentukan sistem koloid yang disebut proses pengendapan koloid dan masih banyak lagi contoh dalam kehidupan kita yang merupakan sistem koloid (Parning, 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar