BAB V
REKRISTALISASI GARAM DAPUR
5.1.
Tujuan Percobaan
-
Mengetahui
pengertian kristalisasi dan rekristalisasi
- Mengetahui berat
kristal murni NaCl hasil praktikum.
5.2.
Tinjauan Pustaka
Kristal dibangun dari jumlah yang sangat besar dari sel-sel yang disusun secara rutin yang
masing-masing memiliki isi yang identik dan struktur kristal adalah susunan spasial dari
atom-atom (Trueblood, 2010).titik didihnya merupakan dari setiap zat yang berbeda dari zat yang lain (Partana, 2008). Pada proses kristalisasi partikel murni saja yang akan membentuk Kristal, dan pembentukan kristal digunakan untuk memperoleh suatu produk atau hasil yang murni dari suatu campuran (Kamilati, 2006).
Rekristalisasi
adalah salah satu proses pemisahan zat padat dari zat pengotornya atau
campuran, dengan mengkristalkan kembali zat yang telah dilarutkan ke dalam
pelarut (solven) yang sesuai. Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat
digunakan dalam proses kristalisasi yaitu :
- Memberikan
perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat
pengotor
-
Tidak meninggalkan zat pengotor pada
kristal
-
Mudah dipisahkan dari kristalnya.
Prinsip
utama dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat tercampur,
larutan yang terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang
diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (mencapai kondisi supersaturasi atau larutan
lewat jenuh). Secara teoritis ada 4 metode untuk menciptakan supersaturasi :
-
Dengan mengubah temperatur
-
Menguapkan solven
-
Reaksi kimia
-
Mengubah komposisi solven (Rositawati,
2013).
Bahan
pengikat kotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan untuk mengikat zat
lain dari suatu zat murni (Sedyawati dkk, 2010).
Kristalisasi
memiliki peranan penting dalam industri kimia. Hal ini dilihat dari 70% produk-produk
kimia dihasilkan dalam bentuk kristal (padat) dan keuntungan dari produk yang
dihasilkan dalam bentuk kristal tersebut antara lain adalah biaya transportasi
lebih murah, padatan lebih tahan lama terhadap kerusakan yang diakibatnya
dekomposisi dan bentuk dari suatu kristal tersebut lebih mempermudah
penyimpanan (Setyopratomo,
2003).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kristalisasi:
- Temperatur
Pembentukan kristal dipengaruhi oleh temperatur tinggi
yang dikontrol oleh alat difusi, sedangkan pada temperatur rendah dikontrol
pleh alat Surface Integration.
-
Ukuran kristal
Pertumbuhan pada kristal berukuran kecil lebih cepat
dari pertumbuhan pada kristal yang berukuran besar. Solution Velocity sangat berperan pada kristal berukuran 200
-2 mm. Oleh karena itu, semakin besar
partikel, semakin rendah kecepatan pertumbuhannya.

-
Impurities
Impurities mempunyai pengaruh bagi pertumbuhan kristal
dimana untuk meningkatkan laju pertumbuhan, dan dapat juga merubah sifat
larutan dengan merubah konsentrasi kesetimbangan dan derajat supersaturnasi
serta dapat merubah karakteristik lapisan pada permukaan kristal (Yuni, 2008).
Rendemen
adalah perbandingan antara hasil minyak atsiri dan bahan baku minyak atau
jumlah bahan baku untuk menghasilkan minyak yang dinyatakan dalam persen
(Trubus, 2009).
Berdasarkan teknik rekristalisasi dibagi menjadi 3 bagian :
1. Rekristalisasi
dengan penyaringan panas
Penyaringan panas yang digunakan untuk
memisahkan senyawa dengan pengotornya yang tidak terlarut. Teknik ini biasanya
menggunakan sistem pelarut tunggal. Untuk keberhasilan rekristalisasi,
penyaringan harus benar-benar panas untuk menghentikan pembentukkan kristal
senyawa yang terlarut selama pernyaringan terjadi.
2.
Rekristalisasi dengan nukleasi spontan
Nukleasi adalah proses sebelum kristalisasi
yang merupakan hasil dari menstabilkan supersaturasi akibat dari pemisahan zat
pelarut atau penurun suhu. Nukleasi spontan merupakan proses utama (primer),
dimana kristal yang mengalami kristalisasi tidak terdapat dalam sistem
bernukleasi
3.
Rekristalisasi menggunakan Seeding
Rekristalisasi ini dilakukan dengan
menambahkan sedikit senyawa murni (bibit kristal) ke dalam larutan jenuh,
sehingga yang dihasilkan nukleasi sekunder tidak terjadi pada bibit kristal
bernukleasi primer. Proses menggunakan Seeding
tidak melalui proses nukleasi primer, dimana lebih mudah mengatur ukuran
kristal, karena dengan mengatur kecepatan pertumbuhannya dan penurunan suhu
kristal (Pinalia, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar