Alat Transportasi
A. Alat Transportasi Zat
Padat
Di dalam industri,
bahan-bahan yang digunakan tidak jarang merupakan bahan yang berat maupun
berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi khusus untuk
mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia
baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja
dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor yang berfungsi untuk mengangkut
bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
·
Kapasitas
material yang ditangani
·
Jarak
perpindahan material
·
Kondisi
pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
·
Ukuran,
bentuk dan sifat material
·
Harga
peralatan tersebut.
Jenis-jenis
alat transportasi zat padat adalah sebagai berikut :
1.
Belt Conveyor
Belt conveyor pada dasarnya
merupakan peralatan yang terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan
benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt
conveyor ini dapat dibuat dari
berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang
tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut
bahan-bahan
yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Karakteristik belt conveyor adalah
sebagai berikut :
ü Jarak
tempuh dapat bermil-mil.
ü Kecepatan
s/d 5,08 m/detik = 1000 ft/menit.
ü Kapasitas
s/d 4539 metric ton/jam = 5000 ton/jam.
ü Kemiringan
: maksimum 30o, biasanya 18-20o
ü Bahan
yang ditransfer tidak mengalami pengecilan ukuran.
ü Sederhana,
paling banyak digunakan.
ü Sudut
naik (elevasi) terbatas.
ü Baik
untuk mengangkut tepung, granular, gumpalan

Gambar 2.1 Belt Conveyor
2.
Chain Conveyor
Chain conveyor pada dasarnya adalah alat yang menggunakan rantai sebagai alat
bantu untuk menggerakkan material. Chain
conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :
· Scraper
Conveyor
· Apron
Conveyor
· Bucket
Conveyor
· Bucket
Elevator
Ø Scraper
Conveyor
Scraper
conveyor merupakan konveyor yang
sederhana dan paling murah diantara jenis-jenis conveyor lainnya. Conveyor
jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini
digunakan untuk mengangkut material-material ringan yang tidak mudah rusak,
seperti : abu, kayu dan kepingan.
Karakteristik dari scaper
conveyor:
·
Dapat
beroperasi dengan kemiringan sampat 45°.
·
Mempunyai kecepatan
maksimum 150 ft/m.
·
Kapasitas pengangkutan
hingga 360 ton/jam.
·
Harganya murah.

Gambar
2.2 Scraper Conveyor
Ø Apron
Conveyor
Apron Conveyor digunakan
untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak
yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua
rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan
alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai
dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan
pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu
dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.
Karakteristik dan apron conveyor:
· Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°.
· Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.
· Kecepatan maksimum 100 ft/m.
· Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang
besar.
· Perawatan murah.
Ø
Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya
merupakan bentuk yang menyerupai conveyor
apron yang dalam.
Karakteristik dari bucket
conveyor:
· Bucket terbuat dari baja
· Bucket digerakkan dengan rantai
· Biaya relatif murah.
· Rangkaian sederhana.
· Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan.
· Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
· Kapasitas kecil 100 ton/jam.

Gambar 2.3
Bucket Conveyor
Ø
Bucket Elevator
Secara umum bucket elevator terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau
sabuk yang bergerak. Timba-timba yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Bentuk - bentuk dari timba-timba dapat dibagi
atas :
a.
Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk
mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat.
b.
Buckets for Wet or Sticky Materials
Bucket yang lebih datar dan dipergunakan untuk mengangkut material
yang cenderung lengket.
c.
Stamped Steel Bucket for Crushed Rock
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan
material yang berat.

Gambar 2.4 Jenis Bucket Elevator

Gambar 2.5 Bucket Elevator
Ø
Screw Conveyor
Jenis
konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau
bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini pada dasarnya
terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya
mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.
Macam-macam flight adalah:
1. Sectional
flight
2. Helicoid
flight
3. Special
flight, terbagi :
· cast iron
flight
· ribbon flight
· cut flight
Konveyor
berfiight section (Gambar 2.6-a) dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan
-tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap
ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah
pilinan yang panjang. Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang
yang berpilin mengelilingi suatu poros (Gambar 2.6-b). Untuk membentuk suatu
konveyor, flight-flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang
bersesuaian dengan pilihan berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah
konveyor (Gambar 2.6-c). Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight
(Gambar 2.6-d). Untuk mengaduk digunakan cut flight (Gambar 2.6-e). Flight
pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight
biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah. Untuk mendapatkan konveyor
panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun
dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah
penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap konveyor
pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor
pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor
ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi (Gambar 2.7).
Gambar 2.6 Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron;
d. Riboon ; e. Cut Flight

Ø
Pneumatic Conveyor
Konveyor
yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan
kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic
conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut
oleh aliran udara.
Pada konveyor ini banyak
alat dipakai, antara lain:
·
Sebuah pompa
atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.
·
Sebuah cyclone untuk memisahkan
partikel-partikel besar.
·
Sebuah kotak
penyaring (bag filter) untuk
menyaring debu.
Pada tipe yang sederhana (Gambar 2.11), sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan
yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan
akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindah-pindahkan ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan
menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini mengandung
debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan
jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak
diinginkan.
Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan
pompa. Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang
kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat
seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak
mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang
berbentuk bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya
yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan
berkelok-kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe
konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran
udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan tinggi
adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut
tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat
bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain.

Gambar 2.9 Pneumatic
Conveyor
2.2
Alat
Transportasi Fluida Cair
Pembagian
alat transportasi fluida menjadi tiga yaitu:
v Alat
transportasi yang memberikan tekanan langsung terhadap fluida (positive displacement). Dibedakan
menjadi dua yaitu:
· Reciprocrating
· Rotary
v Alat
transportasi yang memberikan torsi atau putaran terhadap fluida (centrifugal). Yang termasuk pompa jenis
ini adalah centrifugal pump, dan turbine pump.
A.
Positive
Displacement Pump
A.1 Reciprocrating Pump
1. POMPA TORAK
Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam
kelompok pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat
dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah
silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal
dan pompa torak silinder banyak.
Cara
kerja Pompa Torak :
Pompa
torak kerja tunggal dalam setiap silinder ada dua katup yaitu katup isap dan
katup buang. Pada langkah isap torak bergerak mundur, tekanan didalam silinder
menjadi turun. Akibatnya ada beda tekanan antara diluar silinder dengan didalam
silinder, sehingga katup isap terbuka, zat cair kemudian terhisap kedalam
silinder. Ketika torak mulai maju katup isap menutup kembali. Setelah zat cair
masuk ke dalam silinder kemudian didorong torak menuju katup buang, tekanan
didalam silinder menjadi naik, sehingga katup buang terbuka. Selanjutnya zat
cair mengalir melewati katup buang keluar silinder dengan dorongan torak yang
menuju katup sampai akhir langkah buang. Pada pompa kerja ganda dalam satu
silinder ada dua katup isap dan dua katup buang. Ketika melakukan langkah isap
torak, juga sekaligus melakukan langka buang, sehingga kapasitasnya lebih besar
dan aliran yang dihasilkan lebih kontinyu. (iwanaik, 2010)
Kegunaan pompa ini
adalah untuk:
·
Proses yang memerlukan
head yang tinggi
·
Kapasitas fluida rendah
·
Liquid yang kental
(viskos) dan slurry (seperti lumpur)
·
Liquid yang mudah menguap
(volatile)
2. PLUNGER PUMP
Plunger pump merupakan suatu silinder baja yang panjang, packingnya terletak konstan (stationary) pada bagian dalam dari silinder atau
cincin yang terbuat dari karet. Fungsi dari packing ini untuk mencegah
kebocoran fluida di dalam silinder. Perbedaannya dengan torak yaitu bentuknya
labih panjang dan pakingnya menempel pada silinder. Sedangkan pada torak,
pakingnya menempel pada torak itu sendiri.
Cara kerja pompa plunger
Bila plunger A bergerak ke kiri, klep isap C membuka klep
tekan, D1 menutup. Cairan masuk dari ruang isap S melalui katup C1 ke silinder.
Bersamaan dengan itu plunger B bergerak ke kiri katup tekan, D2 terbuka, katup
isap C2 menutup dan cairan mengalir dari silinder ke ruang tekan T terus ke
saluran pengeluaran P. Plunger A dan B di hubungkan oleh batang M sehingga
bergerak serempak dan di hubungkan oleh N sumber tenaga uap atau lain
3. MEMBRAN PUMP
Berbeda
dengan torak dan plunger, pompa ini merupakan liquid end dari bahan yang fleksibel yang
dilengkapi dengan discharge
valve pada pusat dan suction valve. Bagian yang
bergerak dari pompa adalah diafragma dan kerangkannya. Dengan gerakan yang
eksentrik, maka diafragma digerakkan sehingga dapat terjadi aliran. Pompa sekat
baik digunakan untuk cairan-cairan yang mengandung partikel–partikel padatan
pada pompa ini sedikit sekali bagian–bagian yang bergerak, dan sederhana serta
mudah direparasi.
Cara kerja Membran Pump :
Pompa
membran terdiri dari dua ruangan yang di batasi oleh sekat A yang dapat
bergerak turun naik. Bila sekat bergerak naik, katup isap C membuka dan caairan
masuk ke ruangan bagian bawah. Pada bagian yang sama katup tekan B tertutup dan
cairan dari ruang atas di tekan ke saluran pengeluaran. Pada gerakan berikutnya
sekat bergerak ke bawah, katup isap tertutup dan katup tekan terbuka. Cairan
pindah dari ruang bawah ke atas, demikian seterusnya dengan gerakan bolak–balik
dari sekat tersebut seolah-olah cairan di alirkan dari saluran masuk ke saluran
pengeluaran. Sekat dihubungkan melalui eksentrik ke tenaga penggerak. Jarak
geraknya dapat disetel dalam batas– batas tertentu untuk mengatur alirannya.
Kegunaan
Pompa
membran digunakan untuk crude oil (lumpur minyak) atau liquid yang banyak mengandung solid dalam
bentuk suspensi head yang
rendah.
A.1 Rotary Pump
Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif
dimana energi mekanis ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan
menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah pompa (casing). Pada waktu
rotor berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk kantong-kantong yang
mula-mula volumenya besar (pada sisi isap) kemudian volumenya berkurang (pada
sisi tekan) sehingga fluida akan tertekan keluar. Rotary Pump adalah suatu jenis
dari PDP yang melakukan aksi rotasi. Fluida di trap dalam suatu expanding
chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke outlet dan ditekan ke luar discharge
line. Ciri dari pompa jenis ini adalah :
-
Tidak mempunyai check valve
-
Tidak terjadi kebocoran atau aliran
balik
-
Cocok untuk fluida kental (minyak
pelumas atau lilin)
-
Tekanan dischargenya sampai 3000
psia atau lebih.
Macam-macam tipe dari rotary pump :
1. POMPA LOBE (LOBE PUMP)
Cara kerja
Cara kerja
pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda gigi dengan
penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe atau tiga
rotor lobe.
Kegunaan
Pompa lobe
dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya tinggi) dan
mengandung padatan. Pemilihan
dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan atas ukuran padatan yang
terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor
lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar
dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.
2. POMPA RODA GIGI (GEAR PUMP)
Cara kerja
Ketika roda
gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa sehingga cairan
mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam rongga gigi
terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran, karena pada
bagian ini terjadi pengecilan rongga gigi
Kegunaan
Untuk mencegah
terjadinya kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa
tidak boleh mengandung padatan dan tidak bersifat korosif. Pompa dengan penggigian luar banyak
digunakan untuk memompa minyak pelumas atau cairan lain yang mempunyai sifat
pelumasan yang baik. Pompa dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk
memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes,
sirop, dan cat.
3. POMPA ULIR (SCREW PUMP)

Cara kerja
Oleh gerak
putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis ini hanya
dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari tekanan pada
saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada
keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum
digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).
Kegunaan
Sama
halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat cair yang
bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara
umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal kecepatan
putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak
terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating
(bandingkanlah setelah pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary
cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas
dari kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan
karakteristiknya).
4. POMPA DINDING
(SLIDING-VANE PUMP)

Cara kerja
Pompa
berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor berbentuk
silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-alur
ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah pompa dan
dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam
rumah pompa. Ketika rotor berputar
tekanan dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran
pemasukkan terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari
sumber dan mengisi rongga kosong dalam rumah pompa. Pada tempat
pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong sehingga pada tempat ini terjadi
kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja
kempa.
Kegunaan
Pompa dinding
vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.
B. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
B.1 CENTRIFUGAL PUMP
Pompa Sentrifugal adalah suatu mesin
kinetis yang mengubah energi mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas
sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang sedang di pompa. Pompa Sentrifugal merupakan salah
satu alat industri yang simpel, tapi sangat diperlukan.


Cara kerja pompa
sentrifugal :
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari
motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada
poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena
dorongan sudu‐sudu.
Karena rumah pompa berbentuk rumah keong timbulnya gaya sentrifugal, maka zat
cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan
meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang
penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari
head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens
keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah
zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum
sehingga zat cair akan terisap masuk. (iwanmalik, 29 november 2010).
Kegunaan
·
Memindahkan cairan dari
satu tempat ke tempat lainnya (contoh : air dari aquifer bawah tanah ke tangki
penyimpan air)
·
Mensirkulasikan cairan
sekitar sistem (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin
dan peralatan)
·
Untuk
memindahkan berbagai macam fluida, mulai dari air, asam sampai slurry ataupun
campuran cairan dengan katalis padat (solid).
·
Biasa
digunakan pada industri minyak bumi, yang mana pompanya digunakan
difasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sebuah sumur
produksi sebelum diolah .
B.2. TURBINE
PUMP

Turbine pump adalah salah satu jenis
dari VHCP dengan menggunak aksi sentrifugal. Pompa jenis ini digunakan untuk
keperluan yang tidak terus menerus dan untuk flushing (penyemprotan), misalnya
pada pemadam kebakaran.
Kelebihan
pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan kapasitas operasi
sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok untuk operasi
yang terus-menerus; cairan yang dipompakan harus jernih, karena kalau tidak
jernih akan merusak blade; cairan yang digunakan tidak boleh korosif; dan
temperatur cairan tidak boleh > 350 oF.
Aplikasi
·
Digunakan dalam
berbagai aplikasi industri seperti
pendingin circulators air untuk laser dan
mesin lain di mana kepala tinggi diperlukan.
·
Memompa air untuk irigasi
·
Pemadam kebakaran
·
Pembangkit listrik tenaga air
·
Pengolahan air limbah
Cara
kerja Turbine pump :
Liquid
masuk pada bagian pinggir dari impeller, diterma oleh vane. Casing
mempunyai alur sekitar impeller. Bila liquid mengalir pada
pompa, maka ia akan terlempar berulang-ulang pada groove (lekukan)
untuk kemudian masuk pada vane yang berikutnya. Hal ini berjalan terus
menerus sampai pada discharge. Dengan adanya pelemparan yang
berulang-ulang ini, maka pada turbine pump akan dihasilkan suatu impeller
(dorongan).