BAB
I
KALORIMETRI (SISTEM TERBUKA)
1.1. TujuanPercobaan
Memahami teori kalorimetri sistem terbuka beserta pembuktian teorinya.
1.2. Tinjauan Pustaka
Kalor
adalah energi yang berpindah atau terjadi perubahan pada suhu, atau juga salah
satu bentuk energi yang dapat diterima / dilepaskan oleh suatu benda. Satuan
kalor adalah joule atau kalori. Persamaannya adalah: 1 joule = 0,24 kalori
(Imam, 2011).
Kalorimeter adalah suatu
alat pertukaran kalor yang bereaksi didalam proses fisika dan kimia serta
prinsip kerjanya berada didalam wadah tertutup yang dirancang secara khusus
(Chang, 2011).
Macam-macam kalorimeter
- Kalorimeter bomb
merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalor) yang
terbebas pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) yaitu dimana
suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar/ khusus yang digunakan dalam
penentuan kalor dari suatu reaksi pembakaran (Imam, 2011).
- Kalorimeter
klasik adalah suatu kalorimeter yang berbentuk cangkir karena menggunakan
cangkir styroform sebagai tempat
berlangsungnya reaksi, prinsip kerjanya suhu pereaksi diukur dan dicampurkan
dengan suatu cangkir/ wadah reaksi. Suhu dan campuran reaksi ini diukur yang
didasarkan atas perubahan suhu awal sebelum reaksi berlangsung dan setelah
reaksi (Muchtaridi, 2006).
|
dQ/dt = -k(Tc-Te)
dQ/dt
= jumlah panas yang mengalir tiap
satuan waktu
(J/s) k
= koefisien perambatan panas
(J/s) Tc = temperatur sel kalorimeter (K)
Te
= temperatur lingkungan (dibuat konstan)
Besar
panas yang akan dihasilkan dari peluruhan dapat dinyatakan dari besarnya suatu panas
yang mengalir dari sel sampel ke lingkungan. Besarnya suatu aliran ini dapat
diketahui dengan cara diukur dari besarnya perbedaan suhu yang ditentukan Oleh
sensor yang diletakkan pada sel sampel dan sel kosong. Hubungan antara besarnya
aliran panas dengan keluaran berupa beda potensial yang diperoleh dengan kalibrasi
menggunakan kawat penghasil panas yang dililitkan pada suatu sel sampel.
Kawat
pemanas memiliki tahanan sebesar 100.0 Q. Dimana kawat tersebut diberikan arus
listrik dengan beda potensial. Besarnya beda potensial dihasilkan dari besarnya
panas.
Pada
suatu pengukuran sampel akan dimasukkan ke sel sampel dimana wadah sampel
selalu dalam keadaan kosong untuk mempertinggi ketelitian pengukuran dan
mengurangi fluktuasi apabila sampel berbentuk larutan wadah tersebut harus
ditutup rapat karena dapat mengakibatkan penguapan yang mempengaruhi hasil
pengukuran (Rohadi, 2003).
Proses bereaksinya suatu cairan
didalam kalorimeter dipengaruhi oleh perubahan fasa yang terjadi pada suhu
tertentu, umumnya disertai dengan suatu adsorbsi atau juga suatu emisi panas
serta perubahan volume dan juga densitas
yang dapat terubah dengan sendirinya karena terjadinya perubahan volume
cairan yang bereaksi (Young, 2002).
Untuk
yang kedua jumlah total energi lebih besar dari daya pemanasan diterapkan ke
sistem (55.836 J) karena beberapa fluks panas eksternal diserap oleh
kalorimeter sebagai energi aduk atau energi yang dipertukarkan antara jaket
isotermal dan dinding kalorimeter (Frederique, 2012).
|
Q = m.c.Δt
Qkalorimeter = c. Δt
Q = jumlah kalor (J)
m = massa zat (g)
Δt = perubahan suhu (˚C/K)
c = kalor jenis (J/g. ˚C)
C = kapasitas kalor (J/ ˚C)
Kalor
jenis (C) merupakan suatu jumlah panas yang mengubah suatu suhu benda sebesar 1˚C.
Kapasitas panas memiliki sifat ekstensif yang berarti jika jumlahnya
dipengaruhi oleh ukuran suatu zat (Muchtaridi, 2006).
Aplikasi
kalorimetri adalah mengukur radioaktif, Pengukuran radioaktif menggunakan alat
kalorimetri dengan ketelitian yang tinggi, dimana panas yang dihantarkan
merupakan perubahan fasa. Sementara pada peluruhan radioaktif sebuah inti atom
kehilangan sebuah energi panas yang memancarkan radiasi. Oleh karena itu,
kalorimetri digunakan untuk mengukur radioaktif (Imam, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar