Rabu, 28 November 2018

SABUN TRANSPARAN


BAB V
SABUN TRANSPARAN
5.1.       Tujuan Percobaan
Memahami reaksi penyabunan.
5.2.       Tinjauan Pustaka
Sabun transparan adalah salah satu jenis sabun padat yang dalam pembuatannya ditambahan ekstrak teh putih dikarenakan dapat meningkatkan manfaat dari sabun transparan. Untuk mendapati formulasi dari pembuatan sabun padat transparan didapat dari basis minyak kelapa sawit dengan penambahan ekstrak teh putih serta berpengaruhnya terhadap karakteristik dari sabun itu sendiri. Metode yang diterapkan dalam pembuatan sabun transparan ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif.
Faktor utama yang mempengaruhi transparansi sabun yaitu kandungan alkohol, gula, dan gliserin didalam sabun. Sehingga untuk pengaruh jernih dan beningnya sabun transparan ini hal yang harus diperhatikan adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin. Dalam kandungan gliserin mempunyai keuntungan khusus untuk kulit manusia yang salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai pelembab pada kulit dan membentuk fasa gel pada sabun.
Dalam komposisi pembuatan sabun didapatkan dua komponen penting yaitu asam lemak dan alkali. Sehingga dapat diketahui bahwasanya asam lemak menentukan karakteristik sabun yang akan dihasilkan, Jadi setiap jenis asam lemak akan selalu memberikan sifat yang berbeda terhadap sabun.
Asam lemak adalah suatu komponen penyusun utama pada lemak dan minyak, dalam memilih suatu jenis minyak yang akan digunakan untuk bahan baku pembuatan sabun ialah hal yang sangat penting dan harus diperhatikan. Apabila ingin menghasilkan sabun dengan kualitas yang baik, maka hal yang harus diperhatikan yaitu bahan baku dengan kualitas baik pula. Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan sabun adalah minyak kelapa sawit.
Standar sabun transparan yaitu penambahan yang cukup untuk kolagen karena dalam kandungan kolagen akan dapat berperan penting untuk kekerasan sabun, serta komposisi yang mempengaruhi pembentukan kadar air, stabilitas emulsi, dan stabilitas busa yang pas untuk standar sabun batang. Sehingga dari berbagai macam komposisi dalam pembuatan sabun batang dapat dihasilkan aroma, warna, transparansi, banyaknya busa, kesan lembab, segar, dan halus (Rosmawaty, 2014).
Saponin adalah suatu senyawa glikosida kompleks yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan glikon (gula) dan aglikon (non-gula). Gula memiliki sifat higroskopis sehingga mudah menyerap uap air. Semakin banyak ekstrak teh putih ditambahkan akan semakin banyak  air yang dapat diserap oleh gula sehingga akibatnya kandungan kadar airnya akan berkurang. Suatu asam lemak yang terkandung didalam sabun padat transparan  berasal dari asam stearat dan asam palmitat yang banyak terkandung didalam minyak kelapa sawit yang digunakan umtuk bahan baku pembuatan sabun padat transparan.
Penyebab utama berlebihnya alkali bebas yaitu berlebihnya penambahan alkali pada proses pembuatan sabun. Persentase dari kadar alkali bebas (dihitung sebagai NaOH) dalam suatu sabun padat transparan yang akan dihasilkan.
Kadar fraksi yang tak tersabunkan adalah jumlah suatu komponen yang tidak tersabunkan dikarenakan tidak dapat bereaksi dengan senyawa alkali (natrium), tetapi dapat larut didalam minyak disaat pembuatan sabun. Derajat keasaman atau nilai pH memiliki rata-rata dari sabun yang akan dihasilkan menyentuh kisaran antara 10-11. Sehingga nilai pH dengan nilai 10 didapatkan bahwa sabun yang dihasilkan tersebut akan bersifat basa, dikarenakan nilai dari pH itu sendiri lebih besar dari 7 dan merupakan nilai untuk pH normal.   
Kekerasan didalam sabun transparan yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh suatu asam lemak jenuh dan digunakannya menjadi suatu bahan baku dalam pembuatan sabun transparan itu sendiri. Sehingga dapat diketahui bahwa kekerasan pada sabun transparan itu sendiri akan dipengaruhi dengan banyak sedikitnya kadar air yang terkandung didalam sabun transparan itu. Jadi Semakin tinggi jumlah kadar air yang terkandung didalam sabun tersebut, maka semakin tinggi juga angka kekerasan yang ditunjuk dengan skala penetrometer. Semakin tinggi juga angka yang ditunjukan oleh skala penetrometer, maka bentuk fisik sabun tersebut akan menjadi semakin lunak (Asri, 2016).
            Pembuatan sabun mandi transparan dapat digunakan melalui suatu formulasi dasar sebagai bahan baku utama, dengan divariasikannya konsentrasi gliserol, etanol, dan sukrosa. Likopen adalah suatu senyawa yang sifatnya non-polar dan mudah larut dalam minyak. Serta perubahan warna dari merah kekuning-kuningan disebabkan oleh suatu senyawa likopen yang terlarut ke dalam minyak.
Jumlah asam lemak adalah jumlah keseluruhan dari asam lemak yang terdapat didalam sabun transparan, asam lemak yang belum bereaksi maupun yang telah bereaksi dengan alkali (NaOH) dan membentuk sabun.
Kriteria sabun yang baik memiliki ciri jumlah asam lemak yang lebih besar dari 70%, dapat diartikan bahwasannya bahan utama dalam proses pembuatan sabun (reaksi saponifikasi) adalah minyak atau lemak (70%), sedangkan berbagai macam bahan tambahan lainnya yang kurang dari 30%. Apabila asam lemak bereaksi dengan senyawa alkali (NaOH) maka akan membentuk garam asam lemak (sabun) yang dapat berfungsi sebagai surfaktan, sehingga kotoran yang dapat berupa minyak ataupun lemak dapat dibersihkan saat sabun digunakan.
Alkali bebas merupakan suatu alkali yang terdapat didalam sabun dan tidak terikat sebagai senyawa. Dalam proses pembuatannya, alkali (NaOH) dapat direaksikan dengan minyak atau lemak sehingga akan membentuk sabun. Penggunaan alkali yang melebihi stoikiometri reaksinya akan berpengaruh pada sejumlah alkali yang tidak dapat bereaksi langsung, dan berada dikeadaan bebas.
Apabila terjadi alkali berlebih didalam suatu produk sabun maka akan dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Penyebab utama dari kelebihan alkali dalam sabun mandi diakibatkan oleh terlalu banyaknya suatu konsentrasi alkali yang penambahannya berlebih pada proses penyabunan, sehingga meningkatnya pH sabun diatas standar pH normal sabun itu sendiri.
Asam lemak bebas merupakan suatu asam lemak yang didapatkan dalam komposisi sabun, akan tetapi tidak mengikat senyawa seperti senyawa natrium ataupun senyawa trigliserida. Dalam pembuatan sabun terdapat komponen lemak dan minyak yang tidak dapat tersabunkan oleh perlakuan kaustik biasa. Komponen yang tidak tersabunkan tersebut di antaranya adalah senyawa alkohol alifatik, sterol, pigmen, minyak mineral dan hidrokarbon, serta umumnya non-volatil pada 103°C.
Minyak mineral merupakan minyak yang didapatkan melalui suatu penguraian bahan organik oleh jasad renik seperti halnya minyak bumi dan turunannya. Minyak mineral tidak dapat disabunkan begitu saja, walaupun menggunakan NaOH yang berlebih. Didalam suatu sabun apabila ditambahkan air maka minyak mineral akan membentuk emulsi air dan minyak yang dapat ditandai dengan adanya kekeruhan (Lidya, 2017).
Saponifikasi adalah suatu pereaksian yang disebut reaksi penyabunan dan didalam prosesnya terdapat reaksi asam lemak serta minyak dengan suatu basa kuat sehingga dari gliserol dan asam lemaknya menghasilkan garam, garam dari asam lemak tersebutlah yang dinamakan dengan sabun (Jodhi, 2010).
Pembuatan sabun translucent hampir sama dengan proses pembuatan sabun transparan hanya saja dibedakan oleh konsentrasi suatu bahan yang menjadi komposisi dari sabun itu sendiri. Dapat dicontohkan dari komposisi pembuatan sabun transparan yaitu asam lemak yang berfungsi sebagai peangaruh pada busa dari sabun itu sendiri, gliserin difungsikan sebagai humektan, sedangkan gula berperan dalam membentuk kristalan yang menyebabkan kejernian pada sabun transparan ataupun dapat menggunakan minyak jarak sebagai pengganti gula.
Masa Aging adalah suatu proses pereaksian sabun yang sudah berbentuk batangan serta diletakkan dalam rak-rak dan didiamkan selama 2-3 minggu dalam suhu ruang yang rendah hingga sabun selesai bereaksi (Rama, 2007).